HEADLINE

DPRD Tunggu Reaksi Kontraktor

Tiga anggota DPRD Lambar dari Dapil 1
saat melakukan kroschek pada pembangunan jembatan waytenumbang pesisir selatan yang banya

Terkait permasalahan proyek pembangunan jembatan Waytenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bersumber dana ari APBN 2012 senilai Rp17,8 miliar lebih yang telah dikroscek oleh anggota DPRD setempat dan dipastikan bermasalah. Ternyata itu masih harus menunggu reaksi dari pihak penanggungjawab serta konsultan yang rencananya bakal segera memperbaiki kesalahan dalam pengerjaannya.

Anggota Fraksi PPP Khoiril Iswan, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Selasa (9/10), mengatakan hingga kini pihaknya masih menunggu perkembangan atau reaksi dari pihak ketiga pembangunan tersebut yang rencananya segera diperbaiki oleh pihak terkait dengan adanya permasalahan dalam pengerjaannya. Dan belum ada rencana untuk memanggil pihak-pihak terkait untuk melakukan hearing dalam permasalahan itu.

“Kita tunggu dulu perkembangannya dalam satu minggu ini, karena kita masih memberikan kesempatan untuk memperbaikinya kembali berdasarkan janji dari pihak konsultan, seperti perbaikan pada tiang pancang, timbunan dan sebagainya. Jika memang hal itu tidak di gubris oleh pihak konsultan atau penanggung jawab pembangunan jembatan itu, pastinya kita akan ada langkah lain,” terang Khoiril.

Lanjut dia, kemungkinan jika pihak kontraktor tersebut tidak menggubris, dijadualkan permasalahan itu bakal dibahas dengan pimpinan dan selanjutnya dijadualkan melakukan hearing dan memanggil pihak-pihak terkait seperti pihak BLHKP, PU, Kontraktor serta pihak lainnya. “Jika tidak ada perkembangannya, maka terlebih dahulu akan kita bicarakan pada pimpinan,” katanya.

Khoiril mengatakan bahwa memang benar terdapat banyak kejanggalan dalam pembangunan jembatan penghubung Lambar-Tanggamus itu. “Banyak laporan yang kami terima bahwa pengerjaan proyek jembatan ini diindikasikan bermasalah dan dikeluhkan warga sekitar karena ada material yang digunakan diambil dari sungai setempat, karena itu kami harus melakukan kroschek langsung. Dari hasil tinjauan banyak ditemukan kejanggalan seperti halnya timbunan menggunakan tanah cadas bukan tanah merah. Kemudian permasalahan pada pengecoran tiang tengah serta pemasangan tiang pancang yang miring,” tandasnya. (aga)

Tidak ada komentar