HEADLINE

Puisi Karya Ari Vidianto


SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (edisi ke-63)

DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-64  (malam minggu selanjutnya). Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan puisimu tidak dimuat maka puisi dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.


PUISI PUISI ARI VIDIANTO


Rantai Kehidupan

Membelai luka dalam syahdu
Hingar-hingar kehidupan
Menyelimuti lirih perih
Menyayat-nyayat direlung hati
terperih
Menggores luka terpatri
Tak terobati dan basi
Memori luka ini
Menambah perih
Rantai kehidupan

Lumbir, 28 Desember 2015


Penuh Berkah

Rintik hujan itu mengguyur bumi
tanpa ragu
Gemericiknya mengusik bak alunan
musik
Syahdu sendu penuh warna
Burung berlindung tumbuhan merenung
Bagaimana mengucapkan terima kasih
Pada hujan
Hujan berlimpah membawa air penuh berkah

Lumbir, 19 Januari 2016


Berteman Luka

Hidupku berteman luka
Tiada henti menerpa jiwa
Cobaan ini selalu menyelimuti
Mengiringi jalan hidupku
Penuh derita sedikit bahagia
Duka ini menindih perih
Batinku selalu merintih
Inginku terbebas dari
derita ini
Kuingin kebahagiaan mewarnai
Hidupku

Lumbir, 28 Januari 2016


Hembusan Angin

Hembusan angin
Hembuskan desahan
Sisa-sisa kesedihan yang masih
tinggal di sanubari
Takkan pernah hilang di ingatan
Kan terpatri selamanya di palung hati
Hingga akhir hayat menghampiri

Lumbir, 1 Februari 2016


Terperangkap

Terperangkap dekap bayangmu
Melekat merebah menghimpit
Tiap-tiap aliran darah kehidupan
Hanya oksigen yang mencoba menyokong
nafas ini
Huru-hara cobaan ini hilang-hilang
Hilanglah

Lumbir, 1 Februari 2016


Rindu yang Hampa

Merebak dalam kesunyian
Perasaan rindu yang hampa
Hampa hadirnya kebahagiaan
Kebahagiaan yang selalu kunanti
Hilang berseri tak tahu diri
Menggoreskan luka hati
Yang kan lama terobati
Entah sampai kapan beban ini
kan menghilang
Hilang jauh dari kehidupan

Lumbir, 1 Februari 2016


Sedekah Pada Semut

Malam yang merindu
Membuat kerongkongan pilu
Benda berkaca berisi susu putih
Sendok pun menari-nari
Sebelum kuminum kusantap
Baris-berbaris hewan kecil
Berwarna hitam mencari makan
Kukasihkan setetes air susu
Setetes buat banyak kawanmu
Sedekah pada semut
Semut berlanjut bergoyang mulut

Lumbir, 15 Februari 2016 




Tentang Penulis : Ari Vidianto,lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir.Bukunya yang sudah terbit yaitu Ibu Maafkan Aku ( Pustaka Kata, 2015 ) & Wajah-Wajah Penuh Cinta ( Pustaka Kata, 2016 ). 17 buku Antologi  dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Majalah Sang Guru, Ancas,SatelitPost, Tabloid Gaul, Readzone.com, Buanakata.com,Sultrakini.Com, Riaurealita.Com, Duta Masyarakat, Solopos, Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat dll . No Hp 085726348627, Facebook Ari Vidianto & Penulis Lumbir, email : ari.vidianto@gmail.com




Tidak ada komentar