SPBU Liwa Kehabisan Stok di Kembahang Antre
Batubrak, WL - 03 Juli 2011
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium masih langka khususnya di SPBU Liwa Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Ttidak tampak antre kendaraan yang mengular seperti beberapa hari sebelumnya, Minggu (3/7). Stok di SPBU tertua di Lambar itu habis.
Sebaliknya, pemandangan di SPBU Kembahang Kecamatan Batubrak, antre panjang kendaraan untuk mendapatkan premium tersebut, namun jenis solar tidak terlihat antre.
Pantauan wartawan koran ini, antre sepanjang 1Km untuk kendaraan jenis roda empat (R4) dan ratusan kendaraan roda dua (R2) juga harus bersabar mendapatkan BBM. Meski jenis premium tergolong langka namun pihak SPBU masih menerima penjual eceran yang membawa jeriken.
Ambrin, seorang supir angkutan umum, kepada warta Lambar Minggu (3/7), mengaku kerugian yang diderita para supir angkot lebih dari Rp100 ribu/hari. itu diakibatkan kelangkaan BBM tersebut.
Ambrin menambahkan, dirinya rela antri sepanjang 1Km dan kehilangan waktu lebih dari lima jam untuk mendapatkan BBM jenis premium. “Sudah tidak dipikirkan lagi untuk mencari penumpang sekarang ikut antre untuk dijual kembali ke pengecer,” ungkapnya.
Sebetulnya wartawan koran ini bermaksud mengonfirmasi pengelola SPBU tapi sayangnya tidak bisa ditemui. Para karyawan mengatakan yang bersngkutan tidak berada di tempat.
Sedangkan menurut salah seorang karyawan lainnya, Andri, mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan BBM jenis premium. “Kami hanya bekerja jika pasokan ada. Untuk penyebab kelangkaan premium, kami tidak mengetahui,” pungkasnya. (nop)
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium masih langka khususnya di SPBU Liwa Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Ttidak tampak antre kendaraan yang mengular seperti beberapa hari sebelumnya, Minggu (3/7). Stok di SPBU tertua di Lambar itu habis.
Sebaliknya, pemandangan di SPBU Kembahang Kecamatan Batubrak, antre panjang kendaraan untuk mendapatkan premium tersebut, namun jenis solar tidak terlihat antre.
Pantauan wartawan koran ini, antre sepanjang 1Km untuk kendaraan jenis roda empat (R4) dan ratusan kendaraan roda dua (R2) juga harus bersabar mendapatkan BBM. Meski jenis premium tergolong langka namun pihak SPBU masih menerima penjual eceran yang membawa jeriken.
Ambrin, seorang supir angkutan umum, kepada warta Lambar Minggu (3/7), mengaku kerugian yang diderita para supir angkot lebih dari Rp100 ribu/hari. itu diakibatkan kelangkaan BBM tersebut.
Ambrin menambahkan, dirinya rela antri sepanjang 1Km dan kehilangan waktu lebih dari lima jam untuk mendapatkan BBM jenis premium. “Sudah tidak dipikirkan lagi untuk mencari penumpang sekarang ikut antre untuk dijual kembali ke pengecer,” ungkapnya.
Sebetulnya wartawan koran ini bermaksud mengonfirmasi pengelola SPBU tapi sayangnya tidak bisa ditemui. Para karyawan mengatakan yang bersngkutan tidak berada di tempat.
Sedangkan menurut salah seorang karyawan lainnya, Andri, mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan BBM jenis premium. “Kami hanya bekerja jika pasokan ada. Untuk penyebab kelangkaan premium, kami tidak mengetahui,” pungkasnya. (nop)
Tidak ada komentar