HEADLINE

Pro-Kontra Sekolah Double Shift

Bandarlampung, WL - 22 Juli 2011

Ketua Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Lampung, Suprihatin, S.Pd, menilai sekolah-sekolah negeri di Bandarlampung membuka kelas sore (double shift) karena terpaksa. ’’Mereka (kepala sekolah, Red) tahu persis bahwa sekolah dengan kelas double shfit sangat tidak efektif. Kegiatan belajar mengajar (KBM)-nya pun tidak bisa optimal,” ujar dia, Kamis (21/7).

Persoalannya, sekolah harus membuka kelas double shift dengan alasan untuk menampung siswa miskin melalui program Bina Lingkungan tersebut kebijakan walikota.

Serupa dipaparkan Ketua Forum Kepala SMA Swasta Bandarlampung, Drs. Hi Bercah Pitoeas, M.H. sebelumnya. Suprihatin juga mengatakan ketidakefektifan sekolah dengan kelas double shift tersebut di antaranya terlihat dari segi waktu. Menurutnya selama ini, siswa kelas pagi masuk sekolahnya  mulia pukul 07.30 hingga 13.30 WIB.

’’Jelas untuk kelas pagi saja butuh waktu selama enam jam untuk melangsungkan KBM-nya. Jika mau disamakan berarti yang kelas sorenya harus enam jam juga yaitu mulai pukul 14.00–20.00 WIB,” tandasnya.

Namun, faktanya kelas sore hanya berlangsung hingga pukul 17.00. ’’Berarti  KBM-nya hanya tiga jam. Belum lagi kesiapan tenaga guru dan fasilitas lainnya yang masih terbatas. Jelas ini tidak adil, melanggar kurikulum dan mengorbankan anak didik,” tukas Suprihatin.

Sebab, imbuhnya, tidak dibenarkan juga untuk menutupi kekurangan jam KBM bagi kelas sore tersebut kemudian pihak sekolah menggantikannya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah. ’’Jika itu yang terjadi berarti melanggar kurikulum,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Ketua Persaudaraan Guru Nusantara (Perguntara) Lampung, Ahmad Nurkholish, S.Pd, M.Pd, menilai kebijakan Walikota Herman HN agar sekolah membuka kelas program Bina Lingkungan tersebut ada juga nilai positifnya. Antara lain, masalah guru yang telah sertifikasi namun kekurangan jam mengajar selama ini dapat teratasi. Kemudian, warga miskin yang berada di sekitar sekolah dapat terlayani pendidikannya meski sekolah harus membuka kelas sore.

Selain itu, dapat mendorong sekolah swasta untuk bersaing secara sehat bagaimana bisa mendapatkan siswa. Tentunya dengan meningkatkan kualitas sekolah masing-masing. ’’Terkait efektivitas KBM-nya antara yang kelas pagi dan sore, ya pintar-pintar kepala sekolah mengatur teknisnya-lah!,” kata Kholish. (len)

Tidak ada komentar