HEADLINE

Petani Kopi Mulai Menanam Sawit

Lemong, WL - Harga komoditas biji kopi yang cenderung berfluktuatif, membuat petani di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), utamanya di Kecamatan Lemong dan sekitarnya, mulai melirik komiditas lain, seperti karet dan sawit.

Soalnya kedua jenis tanaman terakhir ternyata tumbuh subur di daerah gugusan Bukit Barisan yang berbatasan dengan Kabupaten Kaur Bengkulu itu.

“Sebetulnya petani kopi masih eksis, bahkan ada juga yang mulai menanam di lahan baru. Tapi sebagian besar justru melirik jenis tanaman lain, seperti sawit dan karet,” tokoh masyarakat setempat H. Samri Hakim, Selasa (21/6).

Kecenderungan petani beralih ke sawit dan karet, tandas Samri, karena harga komoditas kopi yang panen sekali dalam setahun itu tak menjamin mampu memenuhi kebutuhan dari musim ke musim.
Sementara sawit dan karet, panennya lebih dari satu kali dalam sebulan. Lebih rutin dan rentang waktunya tak terlalu lama.

Dengan demikian berdasarkan penghitungan matematis dan kalkulasi jumlah panen, petani lebih diuntungkan bertanam sawit atau karet.

Terlebih harga tandan buah segar (TBS) sawit dan getah karet di pasar dunia relatif lebih stabil.
Kini, petani di Lemong dan sekitarnya juga menanam lada dan cengkih selain kopi.

Tapi kalau lada, tandas Samri, sebetulnya sekitar dua tahun lalu petani masih banyak menanamnya, namun setelah itu banyak yang mati karena pohon penopangnya mati.

Sedangkan cengkih, petani setempat menganggapnya sebagai pohon dewa. Selain pohonnya rindang, buahnya harum dan harganya juga stabil-mahal.

“Kalau di Krui ini sejak dulu dikenal sebagai penghasil cengkih. Jadi kalau sekarang mulai digiatkan kembali, itu adalah sebuah langkah pemulihan yang positif,” pungkasnya. (aga)

Tidak ada komentar