Atarkuaw Belum Tersentuh Pembangunan
Batuketulis, WL
Pekon Atarkuwau—pemekaran Bedudu—Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang ditempuh sekitar satu jam perjalanan atau sekitar 7Km dari jalan raya. Pekon tersebut nyaris belum ada sentuhan pembangunan seperti sarana dan prasarana yang layak.
Sebagai contoh jalan menuju pekon tersebut yang terhubung dengan Pekon Atarbawang masih berupa tanah merah, ketika hujan jalan tersebut berubah menjadi kubangan lumpur dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat sehingga roda prekoniomianpun sering terhambat.
Sekadar diketahui jalan yang dimaksud adalah jalan satu-satunya menuju pekon tersebut. Hal tersebut dijelaskan Pj. Peratin Usman kepada Warta Lambar, Sabtu (25/6).
Menurutnya jalan yang menjadi satu-satunya menuju pekon tersebut memprihatinkan, terlebih sering ditemukan jalan yang terputus akibat derasnya air hujan. Meskipun solusinya adalah bergotong-royong tetapi itu bukan solusi yang tepat, sebab warga berharap adanya pemerataan di bidang pembangunan dari pemerintah kabupaten.
”Jalan ini sering tidak bisa dilalui karena banyaknya lubang bahkan terputus akibat hujan yang sangat deras sementara ini solusinya adalah bergotong-royong.”
Ditambahkan Usman, pihaknya berharap pemkab memperhatikan pekonnya terlebih karena baru satu tahun memekarkan diri yang sebelumnya masuk Pekon Bedudu yang notabennya perlu sentuhan pembangunan.
Masih kata Usman, banyak pembangunan yang diharapkan warganya, seperti balai pekon, PDAM, listrik, serta jalan menuju pekon tersebut. (nop)
Pekon Atarkuwau—pemekaran Bedudu—Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang ditempuh sekitar satu jam perjalanan atau sekitar 7Km dari jalan raya. Pekon tersebut nyaris belum ada sentuhan pembangunan seperti sarana dan prasarana yang layak.
Sebagai contoh jalan menuju pekon tersebut yang terhubung dengan Pekon Atarbawang masih berupa tanah merah, ketika hujan jalan tersebut berubah menjadi kubangan lumpur dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat sehingga roda prekoniomianpun sering terhambat.
Sekadar diketahui jalan yang dimaksud adalah jalan satu-satunya menuju pekon tersebut. Hal tersebut dijelaskan Pj. Peratin Usman kepada Warta Lambar, Sabtu (25/6).
Menurutnya jalan yang menjadi satu-satunya menuju pekon tersebut memprihatinkan, terlebih sering ditemukan jalan yang terputus akibat derasnya air hujan. Meskipun solusinya adalah bergotong-royong tetapi itu bukan solusi yang tepat, sebab warga berharap adanya pemerataan di bidang pembangunan dari pemerintah kabupaten.
”Jalan ini sering tidak bisa dilalui karena banyaknya lubang bahkan terputus akibat hujan yang sangat deras sementara ini solusinya adalah bergotong-royong.”
Ditambahkan Usman, pihaknya berharap pemkab memperhatikan pekonnya terlebih karena baru satu tahun memekarkan diri yang sebelumnya masuk Pekon Bedudu yang notabennya perlu sentuhan pembangunan.
Masih kata Usman, banyak pembangunan yang diharapkan warganya, seperti balai pekon, PDAM, listrik, serta jalan menuju pekon tersebut. (nop)
Tidak ada komentar