HEADLINE

Puisi Karya R. Tia


PUISI PUISI KARYA R TIA


TUNGGU AKU DI PESAGI


Jalan setapak itu ditumbuhi lereng-lereng berbatu
hijau lumut dan denyut rimba
yang kabarnya begitu setia mencintai kabut.


Di jalur patah hati,
adakah keabadian berkumpul? dan semerbak edelweis yang  hening bermekaran mewarnai pagi
mengirimkan salam pada hujan dan sepotong alamat tualang yang manis untuk dikenang.


Muli. Kutunggu kau di 2200 mdpl
mengibarkan bendera dan menikmati senja yang pelan pelan menua.


Jakarta,  November 2016




MASIH ADA JALAN KE BARITO


Jalan ini
meski kian lengang
namun aku ingin tetap menempuhnya
hingga ke ujung.


Ada rindu mengental menebar bayangan rumah berdinding papan yang tiba tiba gugup menghisap aroma masa kekanakmu yang lugu.

Habis sudah airmataku terpelanting
disapu riak ombak
melambai
menggapai
namun telah kutinggalkan sebagian ruhku di dasar sungai
menemanimu
mengucap salam perpisahan dengan damai.


Barito, November 2016




AMNESIA III


Hujan gamang dan sedikit rasa kangen ini terjebak di balik pintu.


Ada yang membilas otakku dengan sedikit rasa layu
sekaligus ngilu.


Entahlah
langit masih abu abu.


Hei,  sampai jumpa lagi diriku yang dulu.


Barito, November 2016




SENANDUNG NOVEMBER


November terlalu kencang menyapu jendela rumah kita menerobos tirai dan gantungan cucian yang belum sempat dijemur.


Di luar
 bunga pukul sembilan meringkuk kedinginan juga segerombol bromelin yang tak sempat disiram.


Jalanan basah dan aku tak ingin lagi mencurigai langit.


Sudut Bumi,  November  2016




RUMAH KOSONG


Membiarkan malam kembali direbut sunyi


Sebatang lilin
meleleh menggenapi jati diri.


Martapura,  november 2016.





Tentang Penulis: R. Tia, Beberapa tulisannya terbit di antologi bersama “sepasang puisi”. Warga Ciptagara, Kebun Tebu, Lampung Barat  ini bergiat di komunitas sastra simalaba.




DARI REDAKSI
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.


Terhitung mulai Bulan Januari 2017 setiap puisi yang dimuat Warta Lambar akan kami rangkum dan kami terbitkan menjadi buku antologi puisi bersama dalam setiap triwulan, maka dalam setahun kami akan menerbitkan 4 buku. Selanjutnya buku-buku ini berhak dimiliki oleh setiap penulis dan pembaca Warta Lambar di manapun berada sebagai bukti dokumentasi karya serta penghargaan kami yang sangat tinggi kepada para penulis agar karya-karyanya terkemas dengan baik. (Salam kreatife)




Tidak ada komentar