Premium Eceran Capai Rp10 ribu/Liter
Pesisir Barat - Penentuan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah disepakati pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (KPB) berdasarkan jarak wilayah dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ternyata tidak berjalan efektif. Hal itu terbukti dengan yang terjadi bahwa di beberapa kecamatan seperti Karyapenggawa dan Waykrui yang berjarak cukup dekat dengan SPBU Menyancang, serta Krui Selatan dan Pesisir Selatan yang juga berjarak tidak terlalu jauh dari SPBU Bangunnegara, masih banyak ditemukan pengecer yang menjual premium hingga mencapai Rp10 ribu/Liter.
Hal itu tentu membuat masyarakat pembeli merasa tidak nyaman dengan harga yang diberikan, karena harga tersebut dinilai sudah menjerat masyarakat. Mengingat kendaraan roda dua saat ini bukan lagi kendaraan mewah yang hampir masing-masing warga memilikinya.
Demikian dikatakan pengendara roda dua, Lekat Zailan, ketika dikonfirmasi Koran Ini, Selasa (13/8), harga yang diberikan ditingkat eceran itu sejak sepekan sebelum hari raya terus mengalami kenaikan dan penjual eceran pun kini terus bertambah. Harga premium terendah di wilayah yang tidak terlalu jauh dari SPBU mencapai sembilan ribu/Liter, sementara harga tertinggi Rp10 ribu/Liter. "Itu adalah di kecamatan yang dekat dengan SPBU harganya sudah sedemikian mahalnya, apalagi wilayah yang jauh dari SPBU," ungkapnya.
Sementara masyarakat tetap bersedia membeli karena memang bahan bakar adalah kebutuhan pokok kendaraan roda dua agar dapat dijalankan, meskipun harga yang diberikan dinilai sudah semena-mena. "Mau tidak mau, meski mahal pasti pembeli tetap bersedia membelinya karena memang itu kebutuhan pokok motor yang harus dipenuhi," lanjutnya.
Pihaknya berharap agar pemkab setempat bersama dengan pihak-pihak terkait segera melakukan operasi penertiban terhadap penjual eceran di kios-kios di masing-masing kecamatan yang dekat dengan SPBU Menyancang dan Bangunnegara. "Karena jika tidak ini akan terus terjadi dan masyarakat akan terus mengeluhkan masalah harga BBM," harapnya.
Sementara salah seorang penjual eceran di Kecamatan Krui Selatan, Deni, menjelaskan naiknya harga BBM tersebut dikarenakan para penjual eceran memperoleh BBM umumnya bukan didapat langsung dari SPBU, melainkan sudah tangan kedua bahkan ketiga yang pembeliannya juga tidak sama dengan harga di SPBU. "Tidak mungkin kami menjualnya seharga rujuh ribu/Liter, sementara kami membelinya dari calo nya seharga delapan ribu/Liter, kami berjualan BBM karena kami juga ingin memperoleh keuntungan," paparnya.
Sementara terkait terus bertambahnya penjual bahan bakar eceran, disebabkan pada saat hari raya volume kendaraan meningkat drastis. Sehingga tidak mungkin bahan bakar tidak akan terjual. (nov)
Tidak ada komentar