HEADLINE

Musim Gadu Tidak Mengancam Gagal Panen

Pesisir Tengah - Memasuki musim gadu (kemarau) tahun ini kebutuhan beras untuk di wilayah Kabupaten Pesisir Barat (KPB) tidak terancam gagal panen di perkirakan hanya sekitar tiga hingga panen mengalami penurunan namun itu masih dititik aman. Musim gadu tahun ini biasanya di mulai pada Mei hingga Juni. Dan memang umumnya untuk wilayah ini merupakan sawah tadah hujan sehingga jika musim gadu kerap kekurangan suplai air. Meskipun demikian ini masih diatas rata-rata dan memang pemerintah akan mengantisipasi atau mengurangi dampak dari suplai air dengan rencana jaringan air permukaan.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut), Ir. N. Lingga Kusuma, M.P., ketika dikonfirmasi wartawan ini, Sabtu (27/7), mengatakan bahwa untuk wilayah Pesisir Barat dalam memasuki musim gadu untuk lahan persawahan warga kemungkinan hingga panen mendatang tidak mengalami gagal panen. Mengingat saat ini saja sudah banyak juga warga yang memanen padinya. "Untuk tanaman padi ada dua titik kritis, artinya sangat membutuhkan suplai air yakni saat padi berumur kurang dari satu bulan dan saat tanaman padi sedang musim penyerbukan (pembuahan). Sementara, saat ini kondisi cuaca sudah memasuki musim panas dan intensitas hujan yang turun pun sudah berkurang, karena itu sangat dibutuhkan pencegahan mengantisipasi kekurangan suplai air ke lahan persawahan warga," jelasnya.

Lingga menjelaskan, masyarakat kabupaten ini memiliki kebiasaan yang memang harus dilakukan perubahan, salah satunya bagaimana cara mengatasi pola tanam padi sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan, jangan sampai seperti saat musim tanam tidak serempak, dan juga harus memperhitungkan waktu musim gadu.

"Kebiasan masyarakat petani diwilayah ini setelah musim panen tidak langsung digarap sehingga itu akan membuat kelimpungan seperti saat musim gadu ini. Pemerintah tidak kurang dalam membantu petani seperti untuk diwilayah ini sudah ada sekitar 150 Handractor (alat pembajak sawah) yang tersebar dari Kecamatan Lemong hingga Bengkunatbelimbing, jelas itu dapat membantu petani melakukan penggarapan sawah secepatnya," ujarnya.

Selain itu juga, kata dia, untuk membantu kebutuhan suplai air yang sifatnya hanya membantu, pemerintah telah mengupayakan pembuatan jaringan air tanah dan itu merupakan program Pemkab Lambar, akan tetapi untuk tahun ini belum bisa diupayakan selesai dan kemungkinan tahun depan sudah mulai dibangun, satu-satunya jalan untuk lahan persawahan diwilayah ini seperti pompanisasi tersebut. "Karena jika mengandalkan aliran sungai maka tidak akan berjalan efektif, karena sebagian besar lahan persawahan warga berada di atas aliran sungai sehingga air tidak bisa kelahan persawahan warga, terkecuali jika dilakukan pembendungan sungai, namun membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk itu kita menghimbau kepada masyarakat petani dapat berpikir cerdas seperti mengubah pola tanam dan sebagainya," tutupnya. (nov)

Tidak ada komentar