HEADLINE

Pondok Pesantren Bina Islami Lepas Murid Kelas XII


Warta Lambar - Pondok Pesantren Bina Islami Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) menggelar acara pelepasan anak didiknya yang kini duduk dibangku kelas XII. Meski dilangsungkannya acara tersebut sebelum digelarnya Ujian Nasional (UN), namun berlangsung dengan cukup meriah, dengan dihadiri para masyarakat wali murid. Selain pelepasan murid kelas XII sebanyak 44 murid, acara tersebut juga sekaligus pelepasan murid yang kini duduk dibangku kelas IX sebanyak 42 murid, dan kelas VI sebanyak 18 murid, Rabu (10/4).

Demikian dijelaskan Pimpinan Ponpes Bina Islami, H. Johan Iskandar TH, S.Pd., M.M., bahwa pihaknya tetap menggelar acara pelepasan murid kelas VI, IX, dan XII tersebut sebelum digelarnya UN. Itu dikarenakan ketika dilangsungkannya acara pelepasan setelah dilangsungkannya UN, maka murid-murid yang akan dilepas lebih banyak yang sudah pergi merantau. “Kita berkaca dengan pengalaman sebelumnya, maka dari itu kita melangsungkan acara ini sebelum murid-murid itu mengikuti UN, dengan harapan agar acara pelepasan ini bisa berjalan sesuai dengan harapan yaitu bisa terlihat khidmat, sukses, dan meriah,” ungkap Johan.

Sementara dalam sambutannya Johan menyebutkan bahwa dirinya bersyukur dengan proses berjalannya perkembangan ponpes yang dipimpinnya itu. Pasalnya, selama dirinya memimpin dengan memberikan pendidikan bernuansa islami. Karena dengan demikian perkembangan pembangunan di ponpes tersebut cukup baik, meski membutuhkan perjuangan yang tinggi. “Kita bisa lihat dari gedung-gedung yang sudah kita bangun yang keseluruhannya adalah bentuk dari perhatian pemerintah baik itu dari Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama,” jelasnya.

Johan juga menjelaskan, untuk mempermudah bagi anak-anak yang ingin bersekolah namun terkendala dana, pihaknya berkebijakan bagi anak-anak yang ingin bersekolah, sama sekali tidak sedikitpun dipungut biaya, seperti digratiskan beberapa stel seragam, buku dan iuran. “Hanya tingkat SMA yang masih dikenakan biaya, itupun hanya SPP yang seharusnya Rp50 ribu/bulan namun hanya dibayar Rp25 ribu/bulannya, itu dikarenakan ponpes tersebut mendapat Bantuan Khusus Murid (BKM),” lanjut Johan.

Masih kata Johan, prestasi di sekolah tersebut diakuinya tidak terlalu banyak. Namun perlu diketahui jika ponpes tersebut sempat beberapa kali meraih prestasi yang cukup gemilang hingga tingkat provinsi yaitu juara pertama lomba ketahanan pangan tingkat kabupaten dan tingkat provinsi. “Saat itu menjadi suatu kebanggaan bagi kami karena gubernur langsung yang memberikan pialanya,” imbuh Johan.

Johan berharap, agar murid yang akan menghadapi UN yang tidak lama lagi digelar, dapat mengikutinya dengan baik dan maksimal, agar harapan untuk dapat lulus dapat tercapai. Selain itu Johan juga berharap kepada kelas XII setelah lulus agar lebih berupaya untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, ketimbang lebih memilih untuk berkeluarga atau menikah. “Mudah-mudahan harapan kami para dewan guru dan wali murid untuk melihat anak-anak lulus dapat terwujud,” tutup Johan. (nov)




Tidak ada komentar