HEADLINE

Pasca Musim Panen Tidak Bisa Digarap


LAMPUNG BARAT-Masyarakat petani di Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kini kembali kesulitan untuk menggarap lahan persawahannya pasca musim panen. Pasalnya, lahan sawah yang merupakan sawah tadah hujan tersebut hingga kini tidak ada suplai air, mengingat sejak beberapa pekan terakhir wilayah setempat tidak diguyur hujan. Sehingga warga petani kesulitan mendapatkan air, terlebih hampir setiap tahunnya kerap mengalami kekeringan dan tidak bisa di garap saat tidak ada hujan serta tidak adanya saluran irigasi.

Salah seorang warga petani Pekon Mandirisejati, Yulianto, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Minggu (24/3), mengatakan bahwa rata-rata petani yang menggarap di atas lahan sekitar 400 hektare tersebut pasca musim panen kesulitan mendapat suplai air untuk kembali menggarap lahan persawahannya, karena sudah sekitar dua pekan terakhir hujan tidak turun. Selain itu juga memang kondisi itu kerap menjadi keluhan warga setiap tahunnya.

“Diwilayah ini rata-rata untuk penanaman padi hanya satu kali dalam satu tahun, itu artinya masyarakat petani banyak yang rugi dan paling maksimal hanya dua kali dalam setahun, hal ini tentunya jauh berbeda dengan petani yang ada di wilayah lain yang setiap tahunnya bisa menggarap tanaman padi hingga tiga kali dalam setahun,” ujarnya.

Dijelaskan, setelah musim panen jelas lahan persawahan diwilayah itu tidak dapat digarap kembali dikarenakan kekeringan, namun jika ada musim hujan pastinya bisa digarap. Akan tetapi mengingat cuaca saat ini yang sudah jarang turun hujan dapat dipastikan sawah tidak dapat digarap, tentunya itu menjadi keluhan warga terlebih mayoritas warga disini merupakan petani.

“Jika musim penghujan lahan diwilayah ini kerap mengalami kebanjiran dan tergenang, namun jika musim kemarau mengalami kekeringan. Sedangkan, untuk musim panen yang merupakan panen pertama ini kemungkinan hasil panennya menurun, itu dikarenakan lahan persawahan ini yang telah di tanam pernah terkena musibah banjir dan tergenang, namun kini kembali mengalami kekeringan dan tidak bisa digarap,” katanya.

Dia menambahkan, kemungkinan jika lahan tersebut tidak digarap untuk ditanam padi, maka para petani akan mengantisipasi untuk beralih ke tanaman lainnya, seperti jagung dan lainnya. Karena jika tidak ditanam selain lahan ini tidak bermanfaat, maka petani tidak ada penghasilan. Maka dari itu kedepan pasca musim panen ini petani akan menanam jagung, sembari menunggu waktu musim penghujan atau lahan tersebut bisa digarap kembali.

“Kita akan berencana menanam jagung dan sayuran lainnya, karena jika tidak turun hujan sudah tidak bisa ditanam padi, sementara saluran irigasi pun tidak ada. Untuk itu kita mengharapkan agar di tahun berikutnya pemkab setidaknya dapat memberikan perhatian kepada petani diwilayah ini seperti halnya bantuan sumur bor dan sebagainya, dengan demikian petani tidak kesulitan kembali mendapat air, selain itu juga untuk panennya pun bisa seperti petani lain,” imbuhnya. (nov)

Tidak ada komentar