Masyarakat Harapakan Pemilik Hotel Bina Wisman
Seiring terus bertambahnya jumlah pengunjung wisatawan mancanegara (Wisman) mendesak pemilik hotel yang dijadikan para wisman tempat tinggal, membuat masyarakat diwilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mendesak agar setiap pemilik hotel yang dihuni oleh wisman melakukan pembinaan terhadap wisman untuk dapat berpakaian sopan saat berada di khalayak umum. Itu dikarenakan masyarakat mulai resah dengan keberadaan banyak wisman yang kerap kali berpakaian tidak sopan ketika ditempat umum.
Demikian dijelaskan salah seorang masyarakat Pekon Tanjungsetia Kecamatan Pesisir Selatan, M. Taufik, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (25/2), hingga kini jumlah wisman yang berkungjung ke Bumi Beguai Jejama khususnya diwilayah pesisir terus meningkat, dari tahun ketahun hampir dipastikan jumlah wisman terus bertambah. hal tersebut merupakan menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat, karena dengan demikian daya tarik keindahan pantai pesisir terus dikenal hingga ke mancanegara. Namun dibalik kebanggaan itu, tidak dapat dipungkiri kekhawatiran masyarakat terhadap gaya hidup wisman dapat berimbas kepada masyarakat pribumi terlebih remaja. “Kami bangga dengan banyaknya wisman yang berkunjung, namun kami lebih khawatir dengan gaya hidup mereka (wisman) secara perlahan ditiru oleh remaja-remaja setempat dan itu dipastikan akan merusak moral kita,” ungkap M. Taufik.
Salah satu bukti, lanjut M. Taufik, bahwa kebiasaan wisman tersebut yang mulai ditiru remaja-remaja, mulai banyaknya remaja yang memakai pakaian mini hingga ketempat-tempat umum. Hal tersebut menjadi sebuah ancaman rusaknya budaya asli daerah tersebut. “Bisa saja dengan cara yang sedemikian buruknya dapat menghiangkan budaya asli kita, selain itu hal tersebut juga sangat bertentangan dengan kepercayaan masyarakat yang mayoritas muslim,” lanjut M. Taufik.
Dengan setiap pemilik hotel memberikan pembinaan bagi setiap wisman untuk dapat berpakaian lebih tertutup dan menghormati budaya asli dimasing-masing daerah, maka kekhawatiran masyarakat akan hilang dan kedatangan wisman yang hampir setiap tahunnya meningkat dapat diterima dengan baik. “Jika antara warga asli dan wismannya dapat saling menjaga yaitu dengan wisman membiasakan diri memakai pakaian yang lebih sopan dan menghormati kepercayaan warga asli yang mayoritas muslim, mungkin antara wisman dan warga asli disini akan hubungan baiknya dapat terjaga baik,” tandas M. Taufik. (nov)
Tidak ada komentar