HEADLINE

Masyarakat Terus Keluhkan Antrean


Masyarakat konsumen di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat (Lambar) terus mengeluhkan antrean yang dipastikan terjadi setiap pagi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pekon Menyancang Kecamatan Waykrui Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dengan nomor register 24.35-29, selian itu akibat dari antrean tersebut juga berdampak pada terus melonjaknya harga bahan bakar jenis premium di tingkat eceran. 

“Masa setiap pagi setiap kami hendak mengisi bahan bakar di SPBU tersebut dipastikan antre, dan itu pasti memakan waktu yang lama sementara kami harus bekerja. Jika kendaraan kami diisi di eceran harganya hampir dua kali lipat dari harga di SPBU yaitu Rp7 ribu /liternya, itupun berada tepat didepan SPBU,” ungkap salah seorang konsumen yang berprofesi guru, Ade, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (25/2).

Menurut Ade, meski didalam SPBU nampak sulit untuk dapat memperoleh bahan bakar, justru hal tersebut bertolak belakang dengan yang terjadi pada pengecer didepan SPBU tersebut yang dinilai jarang kosong. “Kenapa didalam SPBU nya konsumen kesulitan untuk memperoleh bahan bakar, sementara pengecer yang ada di depan SPBU kios nya tidak pernah kosong. Artinya mereka bisa memperoleh bahan bakarnya dengan mudah,” lanjut Ade.

Ade berharap agar pihak SPBU dapat lebih mengutamakan konsumen yang ingin mengisi kendaraannya ketimbang konsumen yang bertujuan untuk kembali dijual dikios-kios. “Seharusnya pihak SPBU lebih mengutamakan konsumen yang untuk kendaraannya dari pada memprioritaskan konsumen yang kemudiannya bahan bakar yang diperoleh itu untuk dijual kembali,” tutupnya.

Sementara pengawas di SPBU tersebut, H. Bainal Hakim atau akrab disapa Uyuk, menjelaskan terjadinya antrean tersebut bukan karena disebabkan keterlamatan datangnya stok bahan bakar dari pusat, melainkan kenakalan dari para pengecor yang menggunakan kendaraan seperti mobil dan motor yang tanki bahan bakarnya lebih besar. “Yang membuat terjadinya antrean ini adalah dari konsumen itu sendiri yaitu dengan cara setelah mereka mengisi tanki kendaraannya dengan penuh, lalu bahan bakar tersebut disedot kemudian mereka kembali lagi ke SPBU,” terang Uyuk.

Uyuk menjelaskan dalam kurun waktu satu minggu kiriman stok bahan bakar jenis premium ke SPBU tersebut hanya satu kali tidak dikirim dengan jatah pengiriman yaitu 15 ribu liter. “Artinya dari kita persediaan selalu ada, tapi memang kenakalan dari konsumen itu sendiri yang menyebabkan kerap habis dengan cepat,” pungkas Uyuk. (nov)

Tidak ada komentar