HEADLINE

Kantor Selesai Camat Bingung


Pembangunan Kantor Kecamatan Waykrui Kabupaten Lampung Barat (Lambar), telah selesai dibangun, namun berbagai kendala kembali datang. Pasalnya, akses dan penunjang suatu kantor kecamatan seperti, jalan, listrik, serta air belum ada.

Hal tersebut dijelaskan, Camat Drs. Nusirwan, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Minggu (10/3), bahwa banyak alasan terkait camat dan pegawai belum menempati kantor barunya dan hingga saat ini belum ada rencana untuk pindah dari kantor sementara ke kantor yang baru selesai dibangun. “Sebelumnya kita mengharapkan, dalam perealisasian pembangunan kantor kecamatan agar segera diselesaikan karena mangalami keterlambatan. Setelah pembangunan selesai, ternyata tidak sesuai dengan harapan banyak masyarakat. Seperti dalam akses dari jalan raya yang berjarak sekitar 250 M, melalui jalan yang di onderlagh dan sekitar 10 M dari gedung kecamatan masih berbentuk kubangan lumpur, sehingga untuk berjalan kaki saja cukup sulit, apalagi jika menggunakan kendaraan roda dua walau dipaksakan tidak bisa dilalui,” keluh Nusirwan.

Kantor kecamatan merupakan, tempat pelayanan masyarakat, jika jarak dan akses serta fasilitas tidak bisa mendukung semua pelayan akan terasa sia-sia. “Dalam minggu ini, kemungkinan besar pegawai kecamatan belum bisa pindah untuk menempati kantor baru tersebut,” tandas Nusirwan.

Kendala lainnya, lanjut Nusirwan, didalam gedung kantor tersebut hawa yang berasal dari endapan atap cukup panas karena didalam ruangan, baik ruangan camat, kasi-kasi, serta diruangan staf kecamatan tidak dipasang plavon. “Hawa didalam ruangan cukup panas, bisa dipastikan para pegawai tidak bisa bekerja secara konsentrasi, selain itu listrik yang dijelaskan pihak rekanan yang mengerjakan pembangunan kantor camat tersebut, sudah dipasang jaringan listrik, namun setelah di coba ternyata tidak ada yang bisa berfungsi seperti lampu, atau perangkat lainnya. Setelah listrik, air adalah kendala selanjutnya, memang sudah disiapkan bak penampungan, namun ternyata bak tersebut sudah bocor dan tidak bisa dipergunakan, pihak kecamatan harus mengambil air dari pemukiman yang jaraknya cukup jauh dari perkantoran itu sendiri. Kita adalah sebagai pelayan masyarakat, akses saja tidak mendukung apa lagi perangkat lainnya, hal itu akan menimbulkan rasa ketidak puasan masyarakat," tutup Nusirwan. (nov)

Tidak ada komentar