HEADLINE

Angin Barat, Nelayan Kembali Merugi


Nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat (Lambar), seperti di Kecamatan Pesisir Tengah, kembali dipusingkan dengan datangnya angin barat. Akibat dari angin ini, gelombang laut meninggi hingga nelayan tidak dapat untuk melaut karena dapat mengancam keselamatan.

Ketua GNKB, Kamaruzzaman, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Rabu (2/1), mengatakan nelayan tidak melaut sejak beberapa hari lalu. Angin barat yang menjadi musuh nelayan berbeda dengan angin timur ataupun tenggara yang justru menjadi kawan nelayan. Dampak dari angin barat yaitu membuat gelombang tidak menentu. Menurut Kamaruzzaman, nelayan bisa saja melaut ketika pagi hari cuaca tenang, namun menjelang siang hari gelombang tinggi melanda perairan. Namun angin barat yang kerap kali tidak dapat diprediksi, nelayan mengurungkan niatnya untuk melaut.

“Kondisi seperti ini membuat nelayan terancam kehilangan mata pencaharian. Karena itu, paceklik akan kembali mengancam kehidupan para nelayan diwilayah pesisir ini. Dan saat ini saja sudah banyak nelayan yang menganggur karena tidak ada mata pencaharian lain kecuali melaut, jelas kondisi itu membingungkan para nelayan, sementara nelayan-nelayan itu dituntut harus mampu mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari,” tuturnya.

Dijelaskannya, musim angin barat adalah dijadikan para nelayan untuk melakukan kegiatan membersihkan dan menyulam jaring yang robek atau merenovasi perahu.  Hal itu juga membuat nelayan berharap ada perhatian pemerintah untuk membantu meringankan beban nelayan, karena disaat yang tengah terjadi itu nelayan harus kembali merasakan terpuruk.

“Jumlah perahu yang ada di pelabuhan Kualastabas, mencapai sekitar 200 lebih perahu, sementara jumlah kepala keluarga (KK) yang menggantungkan hidup di laut sekitar 600 KK, dengan kondisi angin barat seperti ini jelas nelayan tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali mengharapkan bantuan Pemkab setempat, serta nelayan nekat melaut dengan resiko yang tinggi yang sewaktu-waktu bisa saja kehilangan nyawa,” ujarnya.

Ditambahkan, menyikapi kondisi tersebut diharapkan Pemkab melalui instansi terkait yang dalam hal itu melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), agar dapat memberikan bantuan seperti kebutuhan nelayan yakni Sembilan bahan pokok (sembako). Hal itu bertujuan meringankan beban para nelayan. “Tahun sebelumnya saat musim angin barat, para nelayan juga mendapat bantuan dan tahun ini kita belum mengetahuinya, namun kita berharap dapat bantuan. Selain itu juga diharapkan setiap tahunnya Pemkab memiliki program untuk para nelayan saat musim angin barat seperti ini,” pungkasnya. (nov)

Tidak ada komentar