HEADLINE

Jalan Pemangku Patau Rusak

Batubrak, WL-Kondisi jalan menuju Pemangku Patau Pekon Kotabesi Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar), saat ini kondisinya cukup memperihatinkan meski telah tersentuh pembangunan kurang lebih 200M. Akibatnya di saat warga meintas terutama di jalur tanjakan acap kali menjadi kendala yang berarti. Sebagaimana diungkapkan Jurutulis Mat Patoni, S.Sos kepada Warta Lambar, Rabu (7/3).

Kata dia, badan jalan yang memiliki lebar dua meter dan panjang kurang lebih 1Km hingga saat ini belum pernah tersentuh pembagunan. Akibatnya sesaat setelah turun hujan kondisi badan jalan menjadi licin dan membuat pengendara kendaraan roda dua (R2) terkendala, terlebih dijalan yang menanjak dan menikung kendaraan kerap terselip dan pengendara terjatuh. Jalan yang setiap saat digunakan bukan hanya warga Pemangku Patau namun dipergunakan oleh warga dari Pekon kerang dan Kotabesi menuju perkebunan kopi setempat, disaat musim kopi hasil panen setiap hari diangkut dengan kendaraan (R2) dan dijemur dihalaman rumah masing-masing warga.

Jika musim kopi puluhan kendaraan mengangkut hasil panen dan juga kendaraan warga yang mengantar anak sekolah baik SD, SMP dan SMA, akibat badan jalan yang memrihatinkan anak usia sekolah terpaksa berjalan kaki dan berangat dari rumah lebih awal.
Masih kata dia, saat ini pembangunan yang telah dilakukan pihak pekon yakni rabat beton berasal dari Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) tahun 2011 lalu. Badan jalan yang diperoleh lebar 1M dan panjang 200M sedangkan 800M masih tanah merah dan setelah hujan turun dibeberapa titik terdapat kubangan. “Diharapkan ditahun 2012 atau 2013 mendatang instansi terkait untuk melakukan pembangunan jalur tesebut,” terangnya.

Terpisah salah satu warga Hermawan menambahkan, jalan menuju Pemangku Patau bukan hanya dilalui oleh warga pemangku. Akan tetapi dilalui oleh warga dari dua pekon yang memiliki kebun kopi didaerah tersebut, dampak yag dirasakan bukan hanya warga setempat tetapi juga disaat musim kopi yang hany menghitung bulan lagi telah menjadi pikiran pemilik kebun kopi mulai saat ini. Hal tersebut terjadi akibat ongkos angkut hasil panen yang meningkat jika badan jalan tidak licin ongkos angkut Rp 10ribu/karung, namun jika licin ongkos angkut meningkat menjadi Rp20ribu/karung, sehingga ongkos kirim dengan harga jual hasil pertanian terkadang tidak sesuai. “ diharapkan ada perhatian dari instansi terkait atas kondisi jalur tersebut,” pungkasnya. (rom)

Tidak ada komentar