HEADLINE

Editorial

Pada minggu kedua Februari lalu, kemudian disambung juga pada minggu kedua Maret ini, rolling pejabat eselon IV, III, dan II di Pemkab Lambar-jajaran merupakan suatu upaya nyata ke depan agar tatanan pemerintahan menjadi lebih baik, produktif, dan menorehkan prestasi. Ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus pengharapan sang user (baca: bupati) terhadap pejabat yang dirolling utamanya, dan seluruh pejabat plus pegawai lainnya, agar roda pemerintahan semakin lancar dan bermakna.

Bongkar pasang pejabat memang tidak ditabukan sepanjang arahnya adalah untuk sebuah perbaikan sekaligus pemberdayaan bagi pejabat bersangkutan pada bidang tugas yang diembannya masing-masing. Penunjukan pejabat pada pos jabatannya masing-masing, bukanlah permintaan dari pejabat bersangkutan, tapi merupakan penunjukan oleh bupati setelah terlebih dahulu memperhatikan kecakapan bersangkutan dan digodok di Dewan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat).

Bagi Bupati Mukhlis Basri yang akan habis masa jabatannya periode ini beberapa bulan ke depan, tentu di akhir masa pemerintahannya akan berujung prestasi yang membanggakan. Setidaknya bersangkutan akan berupaya keras agar program unggulannya selama ini, yakni Berobat Gratis dan Sekolah Gratis, sukses dan akan selalu dikenang warganya. Terlepas dari cela dan kekurangannya, program tersebut diakui dan dirasakan cukup membantu bagi sebagian pihak, meski masih terdapat sejumlah catatan kerancuan dan kekurangannya bagi pihak lain.

Rolling, adalah salah satu upaya menata program tersebut agar lebih baik, meminimalisir kekurangan sekaligus berusaha keras agar capaian prestasi yang telah ditorehkan lebih meningkat dan merata. Ketika yang bersangkutan dinilai lebih banyak turun ke lapangan akhir-akhir ini, konteksnya adalah dalam rangka evaluasi sekaligus menyerap aspirasi warganya, terutama mengukur sejauh mana keberhasilan kedua program tersebut. Tentu dia juga tak mengabaikan kekurangan dan masukan perbaikan bagi program dimaksud.

Banyak pihak menilai hasil rolling pejabat beberapa waktu lalu merupakan komposisi ideal, setidaknya untuk saat ini. Betapa tidak, pada beberapa pos strategis, seperti kepala Dinas Pendidikan dan kepala Dinas Kesehatan, merupkan sosok yang faham betuk ihwal bidang tugasnya masing-masing. Berlatar belakang seorang pengajar, kepala Dinas Pendidikan diharapkan mampu memenej dunia tersebut agar lebih banyak menorehkan prestasi. Secara umum capaian prestasi dimaksud telah banyak dirasakan manfaatnya merujuk hasil ujian akhir setiap tahun.
Demikian juga dengan back ground yang dimiliki seorang kepala Dinas Kesehatan, yang lama menggeluti dunia kesehatan, dimana sebelumnya lama di menjadi dokter umum di rumah sakit lalu dipercaya menjadi orang nomor satu di rumah sakit tersebut, bersangkutan juga bukan orang baru di Dinas Kesehatan. Karenanya, berbekal sejumlah pengalaman tersebut diharapkan dunia kesehatan akan lebih maju. Ukurannya bukan berapa banyak yang dirawat di rumah sakit atau puskesmas, tapi seberapa jauh keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan. (*)

Tidak ada komentar