Sampah Mengotori Jalan Protokol
Bandarlampung, WL - Hujan deras selama dua jam lebih membuat sampah dari drainase memenuhi jalan-jalan protokol kota dan pemukiman penduduk di Bandarlampung, Senin (31/10). Selain sampah, genangan air setinggi mata kaki membuat penduduk terpaksa mengevakuasi perabotan rumahnya ke tempat yang tinggi.
Hujan yang mulai turun di kota Bandarlampung pada pukul 12.15 WIB. Sebelumnya, kondisi mendung sudah terjadi sejak pagi hari. Hujan deras kali ini adalah yang terbesar selama musim penghujan tiba bulan ini. Hujan merata hingga ke semua wilayah kota.
Sehabis hujan deras selama dua jam lebih, sampah berserakan memenuhi badan sejumlah jalan protokol kota. Jalan Raden Intan, Jl Teuku Umar, dan Jalan Kartini, misalnya. Badan tiga jalan utama kota ini penuh dengan sampah yang berasal dari saluran air dan sungai yang meluap. Padahal, sebelumnya Pemerintah Kota (pemkot) Bandarlampung, selama bulan ini rajin membersihkan drainase dan sungai kota.
Kondisi terparah terlihat juga di jalan-jalan pemukiman penduduk. Misalnya, di jalan Imam Bonjol yang daerahnya berbukit, juga berserakan sampah rumah tangga. Hujan juga menggenangi pemukiman penduduk di daerah Tanjung Seneng, Telukbetung, dan Panjang. Namun, genangan air hujan ini tidak berlangsung lama.
Menurut Dedi, warga Tanjungseneng, hujan deras baru terjadi kali ini. Warga mulai cemas, karena air hujan mulai masuk rumahnya. Mereka banyak bersiap mengangkut perabotan rumah tangganya ke tempat yang lebih tinggi.
“Ini hujan terlama selama musim hujan, banyak rumah tergenang air,” katanya.
Jalan Soekarno-Hatta, yang juga menjadi jalan lintas timur menuju kota-kota di Sumatra, semakin rusak. Jalan yang sebelumnya banyak berlubang, sejak hujan deras turun selama dua jam lebih, menjadi terkelupas dan melebar. Akibatnya, banyak kendaraan dari Palembang dan Bakauheni, terpaksa berjalan merayap.
Anas, pengemudi mobil pribadi yang melintas di Jalan Soekarno-Hatta, merasakan parahnya jalan lintas tersebut. Ia terpaksa memperlambat laju kendaraan karena khawatir terjebak lubang yang tertutupi air hujan.
“Hari biasa saja, lewat jalan ini khawatir, apalagi kalau hari hujan deras seperti ini,” ungkapnya. (len)
Selasa, 01 Nopember 2011
Hujan yang mulai turun di kota Bandarlampung pada pukul 12.15 WIB. Sebelumnya, kondisi mendung sudah terjadi sejak pagi hari. Hujan deras kali ini adalah yang terbesar selama musim penghujan tiba bulan ini. Hujan merata hingga ke semua wilayah kota.
Sehabis hujan deras selama dua jam lebih, sampah berserakan memenuhi badan sejumlah jalan protokol kota. Jalan Raden Intan, Jl Teuku Umar, dan Jalan Kartini, misalnya. Badan tiga jalan utama kota ini penuh dengan sampah yang berasal dari saluran air dan sungai yang meluap. Padahal, sebelumnya Pemerintah Kota (pemkot) Bandarlampung, selama bulan ini rajin membersihkan drainase dan sungai kota.
Kondisi terparah terlihat juga di jalan-jalan pemukiman penduduk. Misalnya, di jalan Imam Bonjol yang daerahnya berbukit, juga berserakan sampah rumah tangga. Hujan juga menggenangi pemukiman penduduk di daerah Tanjung Seneng, Telukbetung, dan Panjang. Namun, genangan air hujan ini tidak berlangsung lama.
Menurut Dedi, warga Tanjungseneng, hujan deras baru terjadi kali ini. Warga mulai cemas, karena air hujan mulai masuk rumahnya. Mereka banyak bersiap mengangkut perabotan rumah tangganya ke tempat yang lebih tinggi.
“Ini hujan terlama selama musim hujan, banyak rumah tergenang air,” katanya.
Jalan Soekarno-Hatta, yang juga menjadi jalan lintas timur menuju kota-kota di Sumatra, semakin rusak. Jalan yang sebelumnya banyak berlubang, sejak hujan deras turun selama dua jam lebih, menjadi terkelupas dan melebar. Akibatnya, banyak kendaraan dari Palembang dan Bakauheni, terpaksa berjalan merayap.
Anas, pengemudi mobil pribadi yang melintas di Jalan Soekarno-Hatta, merasakan parahnya jalan lintas tersebut. Ia terpaksa memperlambat laju kendaraan karena khawatir terjebak lubang yang tertutupi air hujan.
“Hari biasa saja, lewat jalan ini khawatir, apalagi kalau hari hujan deras seperti ini,” ungkapnya. (len)
Selasa, 01 Nopember 2011
Tidak ada komentar