Jalur Pekonbalak-Sukabumi Lokasi Bali
Batubrak, WL - Mudahnya masyarakat mendapatkan kendaraan bermotor, dengan berbagai cara seperti, kredit maupun membeli seken dengan harga murah, mengakibatkan begitu banyak anak-anak usia sekolah yang menjadi korban. Hal tersebut membuat anak-anak tersebut belum mengerti aturan berlalu lintas dengan benar.
Sebagaimana diungkapkan tokoh masyarakat Pekon Pekonbalak Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar) Amrizal, kepada Warata Lambar, Minggu (23/10). Menurutnya, jalan yang menghubungkan antara Pekonbalak-Sukabumi yang kerap dijadikan anak usia sekolah untuk ajang balapan liar (bali).
Akibatnya, pengguna jalan yang lain kerap merasa terganggu dengan keberadaan bali tersebut di saat ada pengguna jalan yang memberikan nasehat agar tidak menggelar bali nasehat tersebut tidak pernah direspons dengan baik. “Yang dikhawatirkan para pserta bali menabrak pengguna jalan yang lain,” terang Amrizal.
Masih kata Amrizal, kegiatan bali yang digelar anak-anak usia sekolah tersebut, kerab dilakukan di minggu sore hingga menjeleng malam, akibatnya disaat pengguna jalan yang melintasi lokasi tersebut kerab merasa terganggu.
Jika ada salah satu orang tua anak yang memberikan nasehat, kegiatan bali tersebut berhenti sesaat, namun selang setengah jam kemudian kegiatan tersebut digelar kembali. Terlebih beberapa bulan yang lalu di lokasi bali tersebut telah memakan korban, namun kegiatan balapan tersebut hingga saat ini belum juga berhenti. “Kami berharap agar penegak hukum agar rutin melakukan patroli dilikasi bali tersebut,” pungkasnya. (rom)
Senin, 24 Oktober 2011
Sebagaimana diungkapkan tokoh masyarakat Pekon Pekonbalak Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar) Amrizal, kepada Warata Lambar, Minggu (23/10). Menurutnya, jalan yang menghubungkan antara Pekonbalak-Sukabumi yang kerap dijadikan anak usia sekolah untuk ajang balapan liar (bali).
Akibatnya, pengguna jalan yang lain kerap merasa terganggu dengan keberadaan bali tersebut di saat ada pengguna jalan yang memberikan nasehat agar tidak menggelar bali nasehat tersebut tidak pernah direspons dengan baik. “Yang dikhawatirkan para pserta bali menabrak pengguna jalan yang lain,” terang Amrizal.
Masih kata Amrizal, kegiatan bali yang digelar anak-anak usia sekolah tersebut, kerab dilakukan di minggu sore hingga menjeleng malam, akibatnya disaat pengguna jalan yang melintasi lokasi tersebut kerab merasa terganggu.
Jika ada salah satu orang tua anak yang memberikan nasehat, kegiatan bali tersebut berhenti sesaat, namun selang setengah jam kemudian kegiatan tersebut digelar kembali. Terlebih beberapa bulan yang lalu di lokasi bali tersebut telah memakan korban, namun kegiatan balapan tersebut hingga saat ini belum juga berhenti. “Kami berharap agar penegak hukum agar rutin melakukan patroli dilikasi bali tersebut,” pungkasnya. (rom)
Senin, 24 Oktober 2011
Tidak ada komentar