HEADLINE

Lelaki Paruh Baya Tewas Gantung Diri

Senin, 19 September 2011

Batuketulis, WL - Marzuki bin Abas Hasan (53) warga Pekon Bakhu Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar), ditemukan tewas mengenaskan tergantung dengan sehelai selendang—almamater sebuah sekolah sekolah milik anaknya—melilit di leher korban, Sabtu (17/9) pukul 09.30., di sebuah gubuk panggung milik Salim di areal persawahan Pelimbaian pekon setempat. Korban ditemukan kali pertama oleh Nur Hayati, istri Salim. Itu setelah dia curiga saat mendekati tempat kejadian perkara (TKP) yang bermaksud menyimpan bontot (sangu, red) di gubuk tersebut.

Betapa terkejutnya saksi Nur sesampainya di TKP setelah melihat korban tergantung di ruangan atas gubuk. Tanpa pikir panjang, Nur berlari terbirit-birit dan berteriak histeris. Dalam hitungan menit, mendengar jeritan Nur, kontan saja petani tengah berada di sekitar TKP langsung mencari sumber suara mendatangi TKP.

Namun, warga yang berdatangan tidak bisa berbuat banyak sampai akhirnya salah seorang melaporkan ke peratin setempat. Saksi mata menyebutkan sekitar pukul 06.00 sebelum ditemukan sempat melihat korban melintasi pematang sawah miliknya. Namun tidak sempat bertegur sapa karena korban berbelok arah saat mendekati lokasi tempat dia bekerja. Selanjutnya, dia mengaku tidak menghiraukan korban.

Kapolsek Belalau AKP Martaudin mendampingi Kapolres AKBP Harri Muharram Firmansyah, SIK, turun ke lokasi bersama tim medis dari Puskesmas Kenali yang dipimpin Novi Andry, SKM, sesaat setelah menerima laporan dari warga.

Kepada Warta Lambar, Sabtu (17/9), Martaudin menjelaskan hasil olah TKP tim medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan dari diri korban. Meski begitu. Martaudin belum memastikan penyebab hingga korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri tersebut. “Untuk sementara korban meninggal murni bunuh diri,” ungkapnya.

Masih kata Martaudin, dari TKP pihaknya mengamankan sehelai selendang dan pakaian yang digunakan korban saat ditemukan. Martaudin menegaskan, pihaknya tetap akan melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian korban dan akan memanggil saksi mata termasuk keluarga korban. “Namun karena masih suasana duka, saksi mata dan keluarga korban belum dipanggil untuk dimintai keterangan,” tambahnya.

Martaudin berharap seluruh masyarakat untuk tidak mudah putus asa. Sebab, sambung dia, bunuh diri adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh penganut agama manapun. “Serta tidak ada masalah yang tidak bisa diselaikan. Oleh sebab itu biasakan konsultasi dengan keluarga atau teman ketika ada masalah. Dan bentengi diri dengan ilmu agama,” tandas mantan Kapolsek Pesisir Tengah itu.

Informasi yang dihimpun, korban meninggalkan rumah pukul 05.30. Keluarga korban sedikitpun tidak curiga karena memang sudah rutinitas korban untuk mandi di pemandian persis berhadapan dengan TKP. Informasi lain, diduga korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri disebabkan penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Setiap malam hari korban selalu mengeluh karena merasakan panas dingin dan pada siang hari korban tidak dapat bekerja layaknya petani yang membutuhkan fisik yang prima. Informasi lain menyebutkan korban gantung diri karena faktor ekonomi yang tengah terpuruk. (nop)

Tidak ada komentar