Upah Tak Keluar, Pekerja Kesal
Kebuntebu, WL - 23 Agustus 2011
Akibat upah yang diharapkan tak kunjung keluar, pekerja proyek pembangunan jalan berbentuk susunan batu onderlagh bersumberdana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Lambar 2011 di Pekon Tribudimakmur Kecamatan Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kesal.
Hal tersebut dijelaskan seorang pekerja yang juga warga setempat, Yusuf, ketika dikonfirmasi Warta Lambar, Senin (22/8). Menurut dia seharusnya pekerja proyek tersebut telah mendapatkan upah mengingat pengerjaan proyek itu telah 75%. Ditambahkan Yusuf, tidak dibayarkannya upah, pekerja proyek tersebut enggan melanjutkan pekerjaan dan akan tetap menuntut pembayaran hingga dilunasi.
Masih kata dia, menurut salah seorang pengelola peroyek dana untuk pembayaran karyawan tersebut ada keterkaitanya dengan kasus kehilangan uang tunai di dalam mobil sebesar Rp184 juta lebih di Simpangserdang Waymengaku beberapa waktu lalu. “Katanya uang untuk bayar karyawan dicuri di dalam mobil di Simpangserdang,” jelasnya.
Yusuf berharap, meskipun mendapat musibah pihak pengelola proyek tetap harus membayar upah pekerja. Pasalnya, pekerja yang rata-rata orang yang memiliki tingkatan perekonomian menengah ke bawah itu cukup membutuhkannya untuk menghidupi keluarganya.
Namun ketika wartawan koran ini akan mengkonfirmasikan masalah tersebut, pihak pengelola proyek tak dapat ditemui karena sedang berada di Bandarlampung. (san)
Akibat upah yang diharapkan tak kunjung keluar, pekerja proyek pembangunan jalan berbentuk susunan batu onderlagh bersumberdana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Lambar 2011 di Pekon Tribudimakmur Kecamatan Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kesal.
Hal tersebut dijelaskan seorang pekerja yang juga warga setempat, Yusuf, ketika dikonfirmasi Warta Lambar, Senin (22/8). Menurut dia seharusnya pekerja proyek tersebut telah mendapatkan upah mengingat pengerjaan proyek itu telah 75%. Ditambahkan Yusuf, tidak dibayarkannya upah, pekerja proyek tersebut enggan melanjutkan pekerjaan dan akan tetap menuntut pembayaran hingga dilunasi.
Masih kata dia, menurut salah seorang pengelola peroyek dana untuk pembayaran karyawan tersebut ada keterkaitanya dengan kasus kehilangan uang tunai di dalam mobil sebesar Rp184 juta lebih di Simpangserdang Waymengaku beberapa waktu lalu. “Katanya uang untuk bayar karyawan dicuri di dalam mobil di Simpangserdang,” jelasnya.
Yusuf berharap, meskipun mendapat musibah pihak pengelola proyek tetap harus membayar upah pekerja. Pasalnya, pekerja yang rata-rata orang yang memiliki tingkatan perekonomian menengah ke bawah itu cukup membutuhkannya untuk menghidupi keluarganya.
Namun ketika wartawan koran ini akan mengkonfirmasikan masalah tersebut, pihak pengelola proyek tak dapat ditemui karena sedang berada di Bandarlampung. (san)
Tidak ada komentar