HEADLINE

Perpusda Lambar Koleksi 10.080 Buku

Balikbukit, WL - 21 Juli 2011

Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) telah menyiapkan 10.080 eksemplar buku untuk pembaca yang mengunjungi rumah baca itu. Dari jumlah tersebut sebanyak 8.080 eksemplar di antaranya telah diklasifikasikan, sementara sisanya 2.000 eksemplar dalam tahap pengelompokan.

Sampai saat ini Perpusda itu telah memiliki 000-900 klasifikasi atau pengelompokan. Rinciannya, klasifikasi 000, yakni bacaan di bidang umum dan klasifikasi 900 bidang historis dan antropologi.

Namun jika pengunjung ingin membaca di bidang agama bisa dilihat pada klasifikasi 200, dan untuk sosial pada pengelompokan 300. Bagi yang hobi atau menyukai sastra terdapat pada klasifikasi 800.

Pada umumnya, bacaan yang ada di Perpusda tersebut bukan buku biasa didapati saat Perpusda melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan menggunakan kendaraan yang di sebut Perpustakaan Keliling. Sebab, buku yang terdapat pada Perpusda kebanyakan telah diklasifikasi.

Menurut Kepala Kantor Perpusda, Arsip dan Dokumentasi Daerah, Drs. Alpis Syahrin, di ruang kerjanya, tidak ada kendala berarti sampai saat ini. Hanya saja jumlah buku yang ada saat ini masih dianggap belum mencukupi. “Masih perlu penambahan setiap tahunnya bersumber APBD Lambar dan Perpusnas,” kata mantan camat Waykrui ini.

Sejumlah 8.080 eksemplar buku dari jumlah 10.080 eksemplar tersebut diterima pihaknya pada tahun 2010 dan telah diklasifikasikan. Sementara sisanya, 2.000 eksemplar yang diterima tahun ini masih tahap mencari klasifikasinya.

Sementara, Pustakawati Lusyana, A.Md, mengatakan dalam mencari klasifikasi selama satu hari paling hanya bisa 10 buku. “Dari 2.000 eksemplar diperlukan waktu paling sedikit tiga bulan baru selesai,” terangnya.

Disinggung program saat ini, dikatakan pihaknya masih fokus pada sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di 25 kecamatan di Lambar. Menurutnya, sampai sekarang hanya Kecamatan Suoh dan Bandarnegeri Suoh yang belum disosialisasikan. Pihaknya berharap sosialisasi mampu menjadi motivasi masyarakat untuk melek baca termasuk agar sekolah yang belum memiliki pustakawan mengerti cara mencari klasifikasi.

Sampai saat ini pembaca yang datang mencapai 20-25 orang perhari dari berbagai golongan. “Ada PNS, pengsiunan. Nah pensiunan ini yang paling mendominasi,” pungkasnya. (esa)

Tidak ada komentar