Pemkab Upayakan Atasi Lahan Kritis
Balik Bukit, WL
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) melalui Dinas Kehutanan, kini tengah berupaya mengatasi lahan kritis di Bumi Beguai jejama Sai Betik itu dengan dua program.
Kadis Kehutanan H. Fauzi, S.IP didampingi Sekretaris Ir. Amirian, mengatakan dua program dimaksud, yakni program Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan HTR (Hutan Tanaman Rakyat).
Dua program itu, Lanjutnya, ke depan diharapkan mampu mengembalikan fungsi hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan perkebunan oleh perambah.
Untuk mencapai target, pihaknya bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Terlebih kedua program itu lebih menguntungkan warga di samping tujuan utamanya.
Dicontohkan, HKm diperuntukkan bagi hutan lindung yang tergolong kritis atau mengkhawatirkan.
Lokasi ini diprioritaskan dari Kecamatan Lumbokseminung-Sumberjaya dan sekitarnya.
Di hutan ini jika telah kembali ke fungsinya, warga dapat memanen hasil yang bersifat nonkayu. “Seperti madu, buah, dan rotan. Yang penting kayu jangan ditebang,” ujarnya.
Sementara untuk program HTR, rata-rata letak lokasinya di wilayah pesisir Krui.
Pada program ini, sambung Amirian, masyarakat yang menanam dapat memanen kayu dengan system penebangan dilakukan secara bertahap.
Diharapkan kedua program tersebut sukses dan mampu menanggulangi lahan kritis di kabupaten paling barat Provinsi Lampung itu. (esa)
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) melalui Dinas Kehutanan, kini tengah berupaya mengatasi lahan kritis di Bumi Beguai jejama Sai Betik itu dengan dua program.
Kadis Kehutanan H. Fauzi, S.IP didampingi Sekretaris Ir. Amirian, mengatakan dua program dimaksud, yakni program Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan HTR (Hutan Tanaman Rakyat).
Dua program itu, Lanjutnya, ke depan diharapkan mampu mengembalikan fungsi hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan perkebunan oleh perambah.
Untuk mencapai target, pihaknya bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Terlebih kedua program itu lebih menguntungkan warga di samping tujuan utamanya.
Dicontohkan, HKm diperuntukkan bagi hutan lindung yang tergolong kritis atau mengkhawatirkan.
Lokasi ini diprioritaskan dari Kecamatan Lumbokseminung-Sumberjaya dan sekitarnya.
Di hutan ini jika telah kembali ke fungsinya, warga dapat memanen hasil yang bersifat nonkayu. “Seperti madu, buah, dan rotan. Yang penting kayu jangan ditebang,” ujarnya.
Sementara untuk program HTR, rata-rata letak lokasinya di wilayah pesisir Krui.
Pada program ini, sambung Amirian, masyarakat yang menanam dapat memanen kayu dengan system penebangan dilakukan secara bertahap.
Diharapkan kedua program tersebut sukses dan mampu menanggulangi lahan kritis di kabupaten paling barat Provinsi Lampung itu. (esa)
Tidak ada komentar