HEADLINE

Cerpen Ari Vidianto "KENCAN PERTAMA"


DARI REDAKSI
Kirimkan Cerpenmu dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan  Cerpenmu tidak dimuat maka dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.


Cerpen Ari Vidianto
KENCAN PERTAMA

Hari ini hatiku bahagia sekali. Sebab orang yang selama ini aku cintai, telah menyatakan cintanya padaku.
Kemarin
“ Vela, aku sangat mencintaimu. Hanya kaulah yang selama ini kuidam-idamkan di dalam hidupku”
“Betulkah?”
“ Kapan aku pernah bohong padamu?”
“ Apakah kau menerima cintaku?”
“ Iya,”
“Terima kasih Vel,”
Kami saling berpandang, tersenyum senang. Bunga-bunga cinta beterbangan disekelilingku.
Aku sangat menantikan saat-saat yang tak pernah terlupakan di dalam hidupku. Yaitu saat perasaan kita telah menyatu dalam perasaan cinta.
“ Kalau dipikirin terus aku jadi malu,” pikir Vela sambil senyum-senyum sendiri.
“ Mungkin aku gadis paling bahagia di dunia ini,” kata Vela lagi.
“Aduh anak Mama senang amat. Baru dapat pacar ya?” tiba-tiba Mama muncul.
“Ah, Mama ingin tahu aja,” jawabku malu-malu.
“Tapi benar kan? Tuh pipi kamu merah?” goda Mama.
“Dan sebentar lagi kakak akan kencan partama,”
Tiba-tiba adikku Avan nongol. Dia masih kelas VII.
“Kencan  lho yang pertama,” tambahnya lagi.
“Anak bayi tak usah ikut campur urusan orang dewasa!” kataku sambil menjewer telinganya.
“Aduuh…Kakak! Guwe tobatttt….!” Teriak Vidro kesakitan sampai meringis-meringis.

                                                       ***

Karena masih kesal dengan adiknya Vela pun pergi ke taman yang indah, penuh warna-warni bunga. Dan rindangnya pohon-pohon yang bergoyang-goyang diterpa angin yang lembut. Saat sedang duduk tiba-tiba…
“Vela lagi ngapain?”
“Eh, Evi, lagi duduk-duduk aja nih” ternyata teman SMA ku Evi. Kami sama-sama satu sekolah. Dan duduk sebangku. 
“Eh, Vela. Apa kamu baru jadian sama Anve?” tanyanya tiba-tiba.
“Iya, kok kamu tahu sih?”
“Ya tahu dong, Evi gitu lhoo…hehehe,”
Aku pun tersipu malu.
“Bagaimanakah perasaanmu saat itu?” tanya Evi kembali.
“Aku merasa bahagia sekali. Sebab aku sudah mendapatkan jawaban yang pasti. Dan dia memang mencintaiku dengan sepenuh hatinya,”
“Hmm..gitu ya?”
“Hai Evi! Ayo kita berangkat,”
“Oh..ternyata Evi mau kencan sama Vidro,” kataku dalam hati.
“Eh Vidro, ternyata kau datang juga,”
“Mana mungkin aku mengingkari janjiku dengan orang yang sangat aku cintai,”
“Ayo sayang let’s go!” seru Vidro sambil menggenggam tangan Evi.
“Kami pergi dulu ya Vela? Daahh!” kata Evi.
“Ya bersenang-senanglah kalian,” jawabku singkat.
“Wah mesra amat. Aku jadi iri,” gumamku. Mungkin itulah yang dinamakan kencan.
“Aku juga ingin kencan dengan Anve,”

                                                            ***

Hari pun telah sore. Di rumah Vela.
“Kriingg..! Kriiingg…!”
“Pasti itu telepon dari Anve. Cihuuyy…!”
“Halo?” jawabku dengan hati berdebar-debar.
“Sayang apakah nanti malam kau mau jalan-jalan denganku? Ada yang ingin aku bicarakan padamu,”
“Di tempat biasa ya?”
“Di taman ya?
“Iya,”
“Oke deh!
“Sampai nanti my love. Daahh…!
“Daahh…!”
Hatiku semakin deg-degan. Mungkin Anve mau mengajakku berkencan. 

Malam pun tiba. Terlihat Vela sedang bingung memilih pakaian yang akan dipakainya.
“Pakai baju yang mana ya?”
“Kalau pakai ini kayak mau memasak…hehehe…,”
“Pakai ini aja ah, biar makin cantik,”
“ Ah kakak sih nggak cantik, hahaha…,” tiba-tiba adikku Avan datang lagi sambil menggodaku.
“Kau bilang apa?” geramku sambil menjewer telinganya kembali.
“Ampuun-ampuun,iya kakak ku cantik sekali,” jawab Avan ketakutan.
“Hahaha…Awas kalau kau bilang tidak cantik lagi,” jawabku senang karena Avan tidak menggangguku lagi.

                                                                 ***

Di sebuah taman yang indah, bulan pun menerangi sebagai lampu alam.
“Vela datang apa tidak ya?” gumam Anve dalam hati.
“Darling?”
“Vela?” girang Anve melihat pacarnya telah datang.
Karena dilihatin terus, Vela pun jadi tersipu malu.
“Vela kamu cantik sekali?”
“Ah kamu bisa saja,”
“Vela aku sangat mencintaimu,”
“Aku juga mencintaimu Ve,”
“Mala mini aku ingin mengajakmu berkencan?”
“Kencan pertama ya?”
“Iya,”
Lalu Anve pun menggenggam erat tanganku dan mengajakku ke tempat yang penuh cinta dan kebahagiaan. Sebuah tempat yang penuh dengan para insan yang saling mencinta. Kafe Cinta namanya.

                                                                  Lumbir, 9 Januari 2017



Tentang Penulis:
Ari Vidianto, lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir.Bukunya yang sudah terbit yaitu Ibu Maafkan Aku (Pustaka Kata, 2015) & Wajah-Wajah Penuh Cinta (Pustaka Kata, 2016). 17 buku Antologi  dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Majalah Sang Guru, Ancas, SatelitPost, Tabloid Gaul, Readzone.comBuanakata.comSultrakini.ComRiaurealita.Com, Duta Masyarakat, Solopos, Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat dll . No Hp 085726348627, Facebook Ari Vidianto & Penulis Lumbir, email : ari.vidianto@gmail.com



Tidak ada komentar