HEADLINE

DPRD Tinjau Pembangunan Jembatan Waytenumbang

Tiga anggota DPRD Lambar dari Dapil 1 saat melakukan kroschek
pada pembangunan jembatan Waytenumbang Pesisir Selatan 
Anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat (Lambar) asal Daerah Pemilihan (Dapil) I, melakukan kroscek lapangan, terkait proyek pembangunan jembatan Waytenumbang Kecamatan Pesisir Selatan yang diduga bermasalah, Senin (8/10). Anggota DPRD yang melakukan kroscek tersebut terdiri atas Khoiril Iswan, Sahrial, ST, dan Annabi Astari, S.Sos, ketiganya mengaku turun terkait laporan masyarakat penggiat LSM tentang banyaknya kejanggalan terhadap pembangunan yang masih berlangsung tersebut.

Khoiril, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini mengatakan pengerjaan proyek jembatan yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012 senilai Rp17, 8 miliar lebih itu cukup banyak laporan masyarakat baik langsung menemui pihak terkait atau pun melalui media massa. “Dalam laporan yang kami terima bahwa dalam pembangunan proyek jembatan ini diindikasikan banyak sekali penyimpangan, serta tidak sesuai dengan juklak serta juknis yang ada,” ungkap Khoiril.

Khoiril menjelaskan pelaksanaan pembangunan jembatan yang hingga kini masih berlangsung tersebut di duga banyak menuai masalah, selain permasalahan kepada masyarakat sekitar pembangunan yang mengacuhkan kelestarian lingkungan sungai tenumbang juga dalam pengerjaannya di duga janggal.

“Jembatan dengan panjang sekitar 90 meter dan lebar 9 meter berikut trotoar jalan, yang didanai APBN 2012 dikerjakan PT Waskita Karya (WK) diduga banyak masalah. Seperti permasalahan kepada masyarakat setempat yakni pihak rekanan mengambil material sungai setempat untuk timbunan sehingga berdampak pada lingkungan sekitar. Selain itu juga timbunan yang digunakan untuk jalan menuju jembatan menggunakan tanah cadas bukan menggunakan tanah merah. Rencananya warga akan menyetop pekerjaan jika warning pihaknya tidak digubris keinginan masyarakat tersebut karena masyarakat sudah merasa gerah,” terangnya.

Lanjut dia, dalam pengerjaan yang masih berlangsung tersebut juga kurang adanya pengawasan dari pihak konsultan dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Lampung, sehingga pengerjaannya terkesan asal-asalan. Seperti halnya dalam pemasangan tiang pancang jembatan salah satu tiang terlihat miring dan tiang lainnya mengalami pecah dan hingga kini belum adanya pergantian, hal tersebut jika tidak dilakukannya penggantiannya tiang pancang jelas cukup membahayakan.

Masih kata Khoiril, setelah pihaknya datang langsung kelokasi, pihaknya membenarkan terkait semua laporan masyarakat tentang kejanggalan pembangunan jembatan yang menghabiskan dana yang cukup fantastis tersebut. Selain itu Khoiril juga menilai pengerjaan jembatan tersebut terkesan santai sehingga dalam pengerjaannya yang dimulai sejak Mei lalu hingga kini belum ada peningkatan, padahal ditargetkan akhir Desember 2012 pembangunan selesai, namun fakta di lapangan bahwa pengerjaannya belum mencapai 50%. Menurut Khoiril jika pada batas akhir itu pengerjaannya belum rampung telah melewati masa tenggat waktu dengan terpaksa pihaknya bakal melakukan pemutusan kontrak dengan pihak pemborong.

Selain itu, berbagai permasalahan timbul dalam pengerjaan jembatan tersebut seperti dijelaskan dari laporan masyarakat  bahwa Sejak beberapa hari lalu banyak pekerja yang tidak bekerja. Sementara yang bekerja tersebut sekitar 20 orang lebih. beberapa faktor penyebab pekerja berhenti bekerja yaitu pembayaran upah para pekerja tersebut macet dan diperkirakan telah berlangsung 20 hari belum ada pembayaran upah kerja, padahal umumnya pekerja dalam pembangunan tersebut merupakan pekerja harian.

“Hal itu terbukti saat kita lakukan kunjungan, tidak satupun pekerja yang ada atau bekerja, jembatan tersebut terbengkalai tanpa ada kelanjutan atau pengerjaan saat ini, bagaimana pengerjaannya bisa selesai kalau penerjaannya saja berhenti. Dalam pengerjaan ini kami menilainya sangat aneh, dan pada kesimpulan hari ini, memang benar adanya laporan baik pihak rekan-rekan dari media dan masyarakat, kami akan terus melakukan pengawasan dan memanggil pihak-pihak terkait dalam pengerjaan pembangunan ini,” tukasnya.

Sementara, pihak konsultan pembangunan jembatan Waytenumbang, Samijo, yang pada saat itu ada di lokasi pembangunan, menyampaikan bahwa pihaknya melakukan penyanggahan, bahwa dalam pembangunan itu telah dilakukan sesuai dengan RAB yang ada. Menurut Samijo untuk tiang yang dalam pemasangannya mengalami kemiringan tersebut memang akan dilakukannya pembokaran ulang.

“Untuk para pekerja saat ini, memang sedang diliburkan karena kita kemarin baru selesai melakukan pengecoran pada abudman jembatan, sehingga menunggu kering terlebih dahulu. Terkait material yang digunakan dari sekitar lokasi jembatan, hal tersebut karena pasir dari luar tidak bisa masuk ke lokasi ini, sedangkan pengerjaan yang dinilai lamban ini karena kita kehabisan semen, kita baru mempunyai 100 zak itu masih jauh dari cukup, serta untuk pengaduk yang digunakan masih secara manual karena untuk sementara saja, nanti kita akan turunkan alat pengaduk berupa mikser,” jelasnya kepada pihak anggota DPRD yang berkunjung ke lokasi pembangunan jembatan tersebut. (aga)

Tidak ada komentar