Prayitno: Usut Tuntas Perilaku Pungli
Jum'at, 09 September 2011
Waytenong, WL - Terkait indikasi pungutan liar (pungli) yang dilakukan tiga oknum perangkat pekon di Pemangku Purworejo Pekon Tambakjaya Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar), masing-masing Ketua RT 03 Sakur, Ketua RT 05 Catur, dan Kepala Pemangku Tukiman, warga setempat medesak pihak kepolisan mengusut tuntas kasus itu. Pungli tersebut dipungut dari warga sebesar Rp5.000-Rp6.000/Kepala Keluarga (KK) dengan alasan untuk memeriahkan HUTRI ke-66, namun hingga saat ini acara tersebut tak terrealisasi.
Peratin Prayitno, mengatakan ketika dikonfirmasi Warta Lambar, Kamis (8/9), pihaknya berharap aparat penegak hukum mengusut tuntas perilaku yang mengecewakan warga tersebut. Pasalnya pemungutan dana itu tanpa instruksi peratin. “Saya tidak merasa memberikan perintah untuk melakukan pungutan itu,” jelasnya.
Menurut, Prayitno perilaku tersebut bukan hanya mengecewakan tetapi memalukan pekon. Berdasarkan kekecewaannya peratin itu menginginkan ketiga oknum tersebut ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku. “Jangan sampai menjadi kebiasaan,” tambahnya,
Prayitno menambahkan ketiga oknum perangkat pekon tersebut harus bertanggungjawab atas perilaku yang telah dilakukan sesuai hukum yang berlaku. “Saya tidak mau lagi kejadian ini terulang lagi,” pungkasnya. (san)
Waytenong, WL - Terkait indikasi pungutan liar (pungli) yang dilakukan tiga oknum perangkat pekon di Pemangku Purworejo Pekon Tambakjaya Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar), masing-masing Ketua RT 03 Sakur, Ketua RT 05 Catur, dan Kepala Pemangku Tukiman, warga setempat medesak pihak kepolisan mengusut tuntas kasus itu. Pungli tersebut dipungut dari warga sebesar Rp5.000-Rp6.000/Kepala Keluarga (KK) dengan alasan untuk memeriahkan HUTRI ke-66, namun hingga saat ini acara tersebut tak terrealisasi.
Peratin Prayitno, mengatakan ketika dikonfirmasi Warta Lambar, Kamis (8/9), pihaknya berharap aparat penegak hukum mengusut tuntas perilaku yang mengecewakan warga tersebut. Pasalnya pemungutan dana itu tanpa instruksi peratin. “Saya tidak merasa memberikan perintah untuk melakukan pungutan itu,” jelasnya.
Menurut, Prayitno perilaku tersebut bukan hanya mengecewakan tetapi memalukan pekon. Berdasarkan kekecewaannya peratin itu menginginkan ketiga oknum tersebut ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku. “Jangan sampai menjadi kebiasaan,” tambahnya,
Prayitno menambahkan ketiga oknum perangkat pekon tersebut harus bertanggungjawab atas perilaku yang telah dilakukan sesuai hukum yang berlaku. “Saya tidak mau lagi kejadian ini terulang lagi,” pungkasnya. (san)
Tidak ada komentar