HEADLINE

Semarak Puisi Malam Minggu (Edisi ke-67) Puisi Karya Shoimatun Nur Azizah


SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (edisi ke-67)

DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-68 (malam minggu selanjutnya). Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan puisimu tidak dimuat maka puisi dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.


PUISI PUISI SHOIMATUN NUR AZIZAH

Luka Tanpa Rupa

semenjak kepergianmu membekas
buat apa lagi bunga bekerja keras
untuk terbang tanpa sayap
saat semut berjalan sama-sama

aku hanya bunga yang mampu
membuka dan menutup
tanpa ada kumbang yang hinggap
aku hanya berhak layu dan gugur

kering terbawa angin dan malam
aku hanya bunga yang mekar
belum pada saatnya
saat lebah mencari madu 
yang dimilikinya sendiri

2015-2017


Yang Terasing dan Dikenal

sebelumnya, aku hanya ulat yang menjijikkan
merangkak lambat memakan dedaunan
semua orang pergi menjauhiku
karena takut gatal-gatal

saat waktu terus berlari
aku berusaha mengejar
meski kadang tertinggal
aku tak berhenti berjalan

aku bertemu sesepuh kumbang
katanya, perjalananku masih panjang
sekarang aku harus belajar dan bekerja keras
menjadi kepompong yang diam
tapi mengagumkan

setelah ini, masih banyak pekerjaan rumah
karena ceritaku belum selesai
sebab belum menjadi kupu-kupu
yang belum mampu membuat kembang
atau kembang membangun sarang di surga

2017


Yang Elit dan Yang Alit*

saat jujur menjadi bubur
saat kelas menjadi dua ras 
rajin dan malas. perajin 
menjadi sasaran bagi pemalas
yang orang tuanya kaya
untuk mendapat nilai instan
tanpa kerja keras

saat yang elit dan alit
saling membutuhkan
yang kaya karena bekerja
yang pintar karena belajar
tapi takdir bicara. bagaimana
menjalani kehidupan dengan sahaja

sebab bahagia sering kali sederhana
hanya kita yang memperumit caranya
saat mengemis bukan jawaban
apakah arti kaki dan tangan
jika tak digerakkan

2015-2017


*alit: kecil

Tongkat Doa Ibu
: Buat Habibie A.

yang bahagia karena kelapangan dada ibu
yang buta bisnis sampai buka Listing Rumah
yang mengajar dan diajar dengan hati
yang punya positif saat tantangan diskriminatif

yang bertahan dari tumpahan airmata ter-api
yang berangkat dari doa upaya ibu demi kesembuhan
yang kursus tanpa henti. Yang tetap semangat meski 
sempat pangkal paha lepas dari tulang mangkoknya.

yang tabah meski kaki panjang sebelah
yang tak pernah menyerah sampai tiba kalah
yang berpikir seimbang walau kaki tak berimbang.

yang muda dan berjiwa semesta
yang tumbuh dalam pelukan ibu 
membuat derma seluruh anggota geraknya
yang tak sempurna tapi melakukan lebih dari yang lain

tapi adil bukan dinanti tapi dicari
jalan untuk ke sana banyak duri
tongkat paling tegar selalu memdampingi
tongkat doa ibu

2015-2017


Pemuda Harapan

dia boleh dikata tak sekolah 
tapi lulus cum laude gelar sarjana 
hukum yang segera ke Harvard
dia menggebrak bangku kecurangan
memakan mentah-mentah nasehat siluman
dia berontak dari keadaan dengan resiko luar biasa 

bagai kilat kereta lewat
keputusannya keluar dalam beberapa bulan
betapa khayal, ingin kukatakan bahwa kita sepaham 
tentang pendidikan

sepertimu, aku benci
tapi takut menentang
aku gagal menjinakkan imajinasi yang liar
tenggelam dalam ego 
dan termakan oleh mimpi-mimpi
tanpa rumus usaha dikalikan doa

2015-2017



Tentang Penulis: Shoimatun Nur Azizah, kelahiran Klaten, 11 Februari 1996. Belajar dan bekerja di FFC, Family Fashion Collection. Suka menjahit dan menulis puisi.
Facebook: Shoimatun Nur Azizah, HP: 0821 3678 4025
    


Tidak ada komentar