HEADLINE

Cerpen Ari Vidianto "ON MY LOVE"



DARI REDAKSI
Kirimkan Cerpenmu dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan Cerpenmu tidak dimuat maka dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.


Cerpen Ari Vidianto
ON MY LOVE


Matahari siang begitu panas, awan-awan berkejar-kejaran. Pohon-pohon di jalanan melambai-lambai diterpa semilir angin yang berhembus. Terlihat seorang pemuda sedang berjalan seorang diri. Arvi anak SMA yang pendiam. Dia melihat jam di tangannya tepat pukul dua siang.

“Di mana tempatnya ya? Tanya anak itu saja,” terlihat ada seorang kakek yang sedang kebingungan.

“Hei nak. Kamu tahu di mana tempatnya penjual kacamat?” seru kakek ini kepada Arvi. Tetapi Arvi hanya diam saja, tak mau menjawab. Kakek itu pun heran.” Di tanya orang tua kok tidak mau menjawab,” lirihnya. Ternyata kejadian itu terlihat oleh Yuni dan Ida. 

“Kenapa Arvi sifatnya jadi seperti itu ya?” kata Yuni.

“Iya,jadi aneh begitu,” jawab Ida. Lalu Yuni dan Ida pun mendekati kakek itu.

“Oh,kalau penjual kacamata dari sini jalan lurus ke depan. Lalu belok ke kiri, nah disitulah penjualnya,” jelas Yuni.

“Terima kasih ya nak?” ucap kakek itu.

“Ya,kek!” jawab Yuni singkat. Lalu kakek itu pun pergi. Yuni pun memandangi Arvi dari jauh.

“Kenapa kau menjadi seperti itu? Aku takut nanti banyak orang yang membencimu. Padahal sebetulnya aku sangat mencintaimu. Nanti aku akan menemuimu dan menasehatimu,” batin Yuni.

***

Di rumah Arvi…

Terlihat Arvi sedang serius melukis wajah Yuni. Memang Arvi terkenal pandai melukis. Arvi sangat mencintai Yuni. Tapi dia belum menyatakan cintanya kepada Yuni. Akhirnya selesai sudah lukisan buatannya.

Kring,kring,kring! Terdengar teleponnya berbunyi.

“Mungkin itu telepon dari ayah dan ibuku,” tebak Arvi. Dia pun segera mengangkatnya.

“Halo. Siapa ini? Ayah ya?”

“Bukan, ini aku Yuni. Arvi kau ini memang sudah kelewatan. Kamu harus menghilangkan sifat pendiammu. Padahal minggu kemarin kamu tidak begitu,”

“Aku tidak mau kau menasehatiku,”

“A..aku..melakukan semua ini karena aku sangat menyayangimu. Dan kalau ada permasalahan kau bisa membicarakannya padaku.Hiks,hiks,hiks…” kata Yuni sambil berderai air mata.

“Apaa!” Arvi pun terkejut ternyata Yuni juga mencintainya.

“Kuharap kau bisa memahami perasaanku,”

TIT. Tiba-tiba Yuni memutuskan teleponnya.

“ Yuni..tu…tunggu dulu bukan maksudku…” lirih Arvi.

“Aku sangat menyayangimu…menyayangimu…Hilangkan sifat pendiamu…” kata-kata Yuni masih bergema dalam pikiran Arvi.

“Aku juga menyayangimu Yuni …” batin Arvi.

***

Sore hari Arvi pergi ke taman.

“Wah, indah sekali pemandangan dari sini ya?” kata Arvi.

SREK. Dari belakang Arvi terdengar suara kaki seseorang. Lalu Arvi menoleh….

“Yu..Yuni?” 

“Nah, begitu dong. Kalau kau begitu aku merasa bahagia sekali,” ucap Yuni sambil tersenyum.

“Kanapa kau tahu kalau aku ada disini?” tanya Arvi.

“Kita sering datang ke tempat ini berdua kan?”

“Oh,iya yah,”

Lalu Arvi memandangi Yuni sambil tersenyum penuh kebahagian. Mereka berdua segera duduk di bangku taman.

“Yun,ada yang ingin kukatakan padamu,”

“Apa itu?”

“Yun,aku mencintaimu. Tidak ada gadis lain yang kucintai selain hanya dirimu seorang,” ucap Arvi.

Yuni sangat senang mendengarnya.

“Aku sangat mencintaimu,” tambah Arvi.

Grep!

“Aku juga mencintaimu Arvi,” jawab Yuni sambil memeluk Arvi.

“Jadi kau menerima cintaku?”

“Iya Vi,”

“Sekarang aku adalah pacarmu,” ucap Yuni penuh kebahagiaan. Arvi sangat senang mendengarnya.

Akhirnya Yuni menjadi miliknya.

***

“Vi, aku mau tanya. Penyebab kamu menjadi pendiam apa sih?” tanya Yuni dalam perjalanan.

“Aku kesal karena kedua orang tuaku yang sedang diluar kota belum pulang-pulang,”

“Oh, kamu jangan salahkan orang tuamu. Mungkin mereka melakukan semua ini supaya kau bisa belajar mandiri,” nasihat Yuni.

“Ya sayangku,” ucap Arvi.

“Ayo kita pulang,” ajak Yuni sambil menggandeng tangan Arvi.

“Ayo,” jawab Arvi singkat.

Akhirnya aku berhasil membuat Arvi tersenyum kembali.

***

Hari telah pagi. Di kamarnya yang penuh warna pink, terlihat Yuni sedang memakai bedak sambil bersenandung riang.

“Waduuh, anak Mama dandannya lama amat? Oh Mama tahu Yuni sedang jatuh cinta ya?” goda Mama penuh canda.

“Mama ingin tahu saja,” jawab Yuni sampai-sampai pipinya memerah.

“Wah,pipi kamu merah,” goda Mama lagi.

“Ah, Mama. Sudah ya Ma. Yuni berangkat sekolah dulu ya?”

“Ya, hati-hatilah di jalan,”

***

“Eh, ada pengumuman apa sih?” tanya Yuni kepada Arvi sesampainya mereka di sekolah.

“Yuk, kit abaca,” ajak Arvi. Lalu mereka mendekati papan pengumuman. Setelah di baca ternyata hari ini ada lomba melukis wajah kepala sekolah.

“Aku mau ikut lomba ini,” ucap Arvi.

“Iya,” jawab Yuni singkat.

Akhirnya lomba pun dimulai. Kepala sekolah berada di depan murid-murid yang mengikuti lomba.

Banyak teman-teman Arvi yang kesulitan melukis, tapi tidak dengan Arvi. Ia begitu mudah melukis wajah kepala sekolah. Memang Arvi berbakat melukis apa pun. Piala penghargaan berbagai lomba baik TK, SD, dan SMP pun terpajang di rumahnya.

Akhirnya waktu melukis pun selesai. Semua peserta mengumpulakan hasil lukisannya. Hingga tibalah waktu pengumuman. Kepala sekolah segera berdiri di depan semua peserta.

“Dari hasil penilaian,kami memutuskan bahwa pemenang lomba ini adalah …. Arvi,”

“Alhamdulillah,” ucap Arvi.

“Arvi, kamu memang hebat,” seru Yuni.

“Terima kasih on my love,” ucap Arvi sambil menggemggam tangan Yuni. Lalu Arvi pun segera maju dan menerima piala dan uang dari kepala sekolahnya.

“Arvi hebat, Arvi Keren,” seru semua teman-temannya.

“Arvi, aku semakin mencintaimu,” batin Yuni. Ia sangat bangga sekali kepada Arvi.

***

Arvi dan Yuni berjalan pulang bersama-sama.

“Sayangku aku akan selalu mencintaimu untuk selamanya,” kata Arvi.

“Aku juga akan selalu setia padamu,” janji Yuni. Arvi dan Yuni akan selalu bersama, saling mencintai sampai pernikahan mereka nanti.

****

TAMAT


Tentang Penulis:
Ari Vidianto,lahir di Banyumas, 27 Januari 1984. Bekerja sebagai Guru di SD Negeri 2 Lumbir.Bukunya yang sudah terbit yaitu Ibu Maafkan Aku ( Pustaka Kata, 2015 ) & Wajah-Wajah Penuh Cinta ( Pustaka Kata, 2016 ). 17 buku Antologi dan banyak karya yang dimuat di Media Massa seperti di Majalah Sang Guru, Ancas,SatelitPost, Tabloid Gaul, Readzone.com, Buanakata.com,Sultrakini.Com, Riaurealita.Com,Duta Masyarakat, Solopos, Wartalambar.Com, Sastranesia.Com, Radar Mojokerto, Kedaulatan Rakyat dll . No Hp 085726348627, Facebook Ari Vidianto & Penulis Lumbir, email : ari.vidianto@gmail.com



















Tidak ada komentar