HEADLINE

Edy-Pai Kritik Kinerja Pemerintah di Tebu


LAMPUNG BARAT - Kamis (2/2) pagi, paslonkada 2017-2022 diusung Koalisi Lambar Berganti (Partai Demokrat, PPP, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS, PKB), DR. H. Edy Irawan Arief, S.E.. M.Ec (Edy)-H. Ulul Azmi Soltiansa, S.H. alias Paisol (Pai) atau Edy-Pai, mengawali aktivitasnya dengan silaturrahmi tokoh (Siltok) di Sidodadi, lalu diteruskan kampanye dialogis di Sumbersari Kecamatan Gedung Surian.

Pada hari yang sama Edy-Pai juga menggelar siltok di Air Dadapan dan kampanye dialogis di Sinar Luas Kebun Tebu. Di sini Edy-Pai banyak menerima masukan dari masyarakat pendukungnya, mulai dari susahnya mendapatkan pekerjaan sampai keluhan akan pembangunan yang minim. 


Ada juga perlakuan yang pilih kasih dari pemerintah (baca: penguasa) terhadap warga yang kental dengan nuansa KKN dalam kebijakan-kebijakan yang diterapkan, seperti penerimaan honorer sampai ke umroh.

Namun demikian, justru di Sinarluas kampanye Edy-Pai dihadiri Peratin Indra Jaya. Kehadiran peratin dalam kapasitasnya selaku pembina politik di tingkat pekon, dan bukan pendukung paslon berlatar belakang akademisi-politisi tersebut.

Materi yang disampaikan Edy-Pai pada dua kampanye dialogis dan siltok itu  masih berkisar ihwal ketertinggalan kabupaten hasil pemekaran pertama di Provinsi Lampung tahun 1991 yang kini menyandang predikat termiskin ke-14 dari 15 kabupaten kota di Lampung tersebut.


"Sekadar diketahui, predikat termiskin yang disandang Lambar berdasarkan Perpres No. 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal, dimana dijelaskan tujuh indikator penilaian dan 30 sub-indikatornya. Diantaranya tentang kesehatan, pendidikan, penerangan (listrik), dimana Lambar dibawah daerah lain nilainya," ujar jurubicara Edy-Pai, Andi Gunawan.

Lanjut Andi, adalah hal yang menjadi bukti tak terbantahkan jika rendahnya kinerja pemerintah selama 10 tahun terakhir khususnya ikut andil dalam melanggengkan status tertinggal tersebut. (wartalambar.com/aga)




Tidak ada komentar