HEADLINE

Semarak Puisi Malam Minggu Edisi Ke-48

DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Puisi, biodata, foto bebas dalam satu file. Tidak boleh terpisah. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-49  (malam minggu selanjutnya)


Terhitung mulai Bulan Januari 2017 setiap puisi yang dimuat Warta Lambar akan kami rangkum dan kami terbitkan menjadi buku antologi puisi bersama dalam setiap triwulan, maka dalam setahun kami akan menerbitkan 4 buku. Selanjutnya buku-buku ini berhak dimiliki oleh setiap penulis dan pembaca Warta Lambar di manapun berada sebagai bukti dokumentasi karya serta penghargaan kami yang sangat tinggi kepada para penulis agar karya-karyanya terkemas dengan baik. (Salam kreatif)



SEMARAK PUISI MALAM MINGGU EDISI KE-48

PUISI PUISI ENDANG A


PAHATANKU

Goresan dinding waktu, memintal keindahan jiwa-
yang kami sebut sila seni. Sepoi, membelai tubuh ukiran.

Manis serbaneka melumat hela napas, selami tiap sudutnya.

Tropis berbaur doa, menggiring ke penghujung dunia, raut mungil Indonesiaku. Menoreh senyum, prasasti kayu.

Adalah ... kepingan nurani para cacat, berkisah, sibakkan pintu cakrawala, mempersembahkan maha karya.

Jakarta, 14 Januari 2017


RINDUKU PADA ALAM

Desir angin itu ... melenakan aku pada suatu kisah, tersebutlah desa, di mana hawa murni berada, dan keramah-tamahan masih terjalin.

Dedaunan hijau yang melambai, menyapaku untuk menikmati pesonamu.

Serta kabut yang menyelimuti, membuatku ingin terbang, bersama kelopak bunga yang bermekaran.

Panorama indahmu membuatku rindu.

Jakarta, 16 Januari 2017


TAHAJUD

Terjaga aku, dari tidur nyenyakku
pada malam larut, sedang mata tak mau merebah kembali.

Kuambil wudhu, bertahajud disepertiga malam, lalu berzikir menunggu subuh datang.

Kali ini sujudku sempoyongan, rintihanku lebih panjang, dan menantikan pencerahan datang.

Selamat datang pagi, aku menanti kejora.

Jakarta, 19 Januari 2017


PANTAI HALMAHERA

Desir gemuruh ombak menyapu senyumku, bisikan alam pantai padati ruang hampaku, menerobos pintu, menyeruak masuk.

Hai Halmahera, aku penat!
Sedang kopi yang kau seduh masih membekas, rasanya begitu nikmat, penuh aksara, menarik cinta yang kau kemas.

Lupakan Halmahera, di sini jua lebih nikmat, curuk bidadariku dan bakso chuanki, menambah aroma rinduku pada sajian bunda.

Hai lautan, aku akan datang menghampirimu.

Jakarta, 19 Januari 2017.

Tentang penulis : ENDANG A, tinggal di Penyaringan MEH Jagorawi Kramat Jati Jakarta Timur. Ia mempublikasikan puisi-puisinya di media online www.wartalembar.com



PUISI PUISI YENNI DA


MULUT BERBISA

Celoteh tentang kegersangan hati
belum lagi usai
bisik-bisik dengki kian riuh
di rumah kurcaci.

Tak berhati tak pula pikirkan
seolah istana mereka di atas awan?
namun,itu siasat kebusukan
dan mulut yang berbau fitnah keji.

Wahai!
kuajak kau bicara tentang asa
untuk darah daging dan kesayangan,
untuk esok hari yang penuh canda.

Way Tenong, Lampung Barat, 20 Januari 2017


SIKSA DUNIA

Dalam hidup yang papa
anak-anak dalam kerumunan tablet,
semerbak wewangian membuat terhuyung
bahkan kerlip terang meremang dalam dentuman musik neraka!

Mayapada tengah membuat peringatan,
tentang siksaan duniawi
bilakah anak-anak itu memakai sorban penghulu ilmu?

Way Tenong, Lampung Barat, 20 Januari 2017


CANTIK

Bening mata senyum bidadari
derai tawa merobek kebisuan
tarian alam pada nuansa damai 
desa permai dan Sepoi angin di ujung dedaunan.

Sejatinya tanah kelahiran
Lampung Barat bumi sekala beghak,
indah pada kejauhan
puncak nan menjulang.

Tetap terbersit senyum puas
pada kerutan kening ayahanda
tenanglah, kau tetap ku kata cantik!

Way Tenong, Lampung Barat, 20 Januari 2017

Tentang penulis: Nama Yenni Da, alamat pekon Mutar Alam Way Tenong ,Lampung Barat. Tergabung dalam KOMSAS



PUISI PUISI Q ALSUNGKAWA

PEREMPUANKU

Kenapa kita musti bertikai Shisi?
Berebut sosok bahagia. Sementara kita tetap egois
mengabaikan
Asisten, yang disebut proses, yang dengan sabar mengantar kita ke tiap-tiap tahap.

Sudahlah Shisi! Kita damai saja.
Lupakan sampah sisa pikiran. Sungguh pun kita adalah sama, yang tak ingin akrab, dengan kebencian yang biadab.

Maka-

aku menyapamu Shisi, percintaan kemarin belum usai
dan
aku tawarkan lagi, satu kemungkinan, tapi tetap dikawal proses.

Lampung Barat, 14 Januari 2017.


TAJUK DOA

Lagi dan lagi, harapan, bertumpu harapan, kemesraan bangkit
sebab---
ya, tak pernah pupus, persandingan harapan dan doa
tetap saja tonggak sandaran, peraduan, tempat menyederhanakan pikiran, dari catatan matahari.

Bertajuk harapan, bertilam doa, mengalir, dari yang paling hulu, ke hilir jauh, bermuara pada keyakinan, sebab---
hutang hidup, adalah upaya dan selepasnya, kantung-kantung harapan, tak putus harapan.

Lampung Barat, 18 Januari 2017.


MENUTUP PINTU

Banting saja pintu itu!
Dan pergi dari masalalu, usah menatap cermin yang retak, sebab dusta yang membayang.

Celakanya hati, ketika tersesat dan menggantung pada sebatang pohon di puncak bukit
dan
Rayuan angin meliukan ke arah terpaan.

Pulanglah pada dirimu, ada senyum di hari esok. Dan bantinglah pintu itu!

Lampung Barat 19 Januari 2017.

Tentang Penulis: Q Alsungkawa, bergiat di komunitas sastra di Lampung Barat (KOMSAS SIMALABA), ia mempulikasikan puisi-puisinya di media online www.wartalambar.com, Saibumi.com dan Lampungmediaonline.com



PUISI PUISI ANIK SUSANTI


WAKTU SEMAKIN LUSUH

Waktu hanyalah sandaran rapuh 
semakin lusuh pula akan runtuh
yang berharga ialah perjalanan
mencari lokus hati
saat menyadari, jika inderawi dan logika cuma sebuah kesempitan.

Batas-batas nisbi yang fana
seperti kepulangan senja 
bercerita tentang hentian manusia
ada masa yang dikekalkan pada alam rasa
ruh juga naungan-Nya.

Lalu berkata-kata mengenai dunia
tentang keindahan sekejap seperti gugur embun
pantaskah kita terlalu mengejar
bergantung dalam pembatas samar
jika kaki terus mencari hakiki
pasti musafir tahu; ego dan fatamorgana yang kita dapat di sini

Gunungkidul, 20 Januari 2017


KUNTUM NEGERI

Adalah punggung pemuda, dan mekar di dadanya tentang perubahan. Dihuni lapis-lapis tekad membara. Bintang Khatulistiwa pengejar impian.

Pemikiran mereka menamsilkan lazuardi. Namun terkadang jiwa itu terbengkalai. Oleh perekonomian oleh aral sandungan. Emas cita-cita terberai.

Teriak empati pinta kepercayaan, kesempatan menuntut ilmu. Kesempatan bergerak, dari titik ini mulanya bertindak. 

Jerih mengupas isi mimpi, persiapan yang ranum. Kuntum negeri pelukis semyum. Langkah tegap menyusuri tanah cinta Ibu Pertiwi. Kontribusi dan karya-karya besar, terjabar. Wujud ikrar janji persembahan teruntuk bangsa.

Gunungkidul, 20 Januari 2017

Tentang Penulis: Anik Susanti. Ia sebagai karyawati yang hobby menulis. Beberapa karyanya dalam antologi bersama. Belajar sastra di KOMSAS SIMALABA, serta aktiv mengirimkan karya di www.wartalambar.com.



PUISI PUISI AAN HIDAYAT

MATA ELANG

Hari ini cuaca kembali murung, seperti gundah dalam hatiku, tampak sang Elang mengintai mangsa dari kumpulan kaum lemah. 

Pemadaman arus listrik, rintik hujan serta semua berita, hampiri hari yang kurasakan semakin gelisah. 

Entah mengapa, keraguan tiba-tiba menjangkiti seantero rasa dalam jiwa, menghantam dinding keyakinan yang lama kubangun. 

Pertanda apa kiranya Tuhan? 
hanya padamu segala pasrahku bersimpuh, atas segala kejadian mayapada kami.

Lampung Barat, 07 Januari 2017.


DOA DI UJUNG WAKTU 

Sang mentari pagi masih sedikit malu, saat kutapaki jalanan licin memapah mimpi menuju hamparan mayapada. 

Tanpa terasa kini jiwaku terdampar di tengah pangab hari, langkah-langkah gontai mulai lapar haus serta meracau dan menggila dalam buaian candu fatamorgana. 

Dunia yang kian meradang  meretas hakikat derajat dan martabat, hingga di bawah terik sang mentari, para mimpi tersesat jalan pulang. 

Kini-
senja telah merapat hampiri gulita melipat segala rasa siang tadi ke dalam misteri malam.

Dan di ujung waktu yang dingin kusujudkan segala asa, kurebahkan seluruh rasa, kuhaturkan dengan airmata dari segala sesal padamu Ilahi Robi.

Lampung Barat, 10 Januari 2017.

Tentang penulis: Aan Hidayat adalah seorang wiraswasta mebel di pekon Gunung Sugih Liwa, dia juga intens mencurahkan kegelisahan hatinya melalui puisi dan tergabung dalam sekolah menulis sastra dunia maya KOMSAS SIMALABA.



Tidak ada komentar