Puisi-Puisi Karya Husnul Khuluqi
DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Puisi, biodata, foto bebas dalam satu file. Tidak boleh terpisah. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-47 (malam minggu selanjutnya)
Terhitung mulai Bulan Januari 2017 setiap puisi yang dimuat Warta Lambar akan kami rangkum dan kami terbitkan menjadi buku antologi puisi bersama dalam setiap triwulan, maka dalam setahun kami akan menerbitkan 4 buku. Selanjutnya buku-buku ini berhak dimiliki oleh setiap penulis dan pembaca Warta Lambar di manapun berada sebagai bukti dokumentasi karya serta penghargaan kami yang sangat tinggi kepada para penulis agar karya-karyanya terkemas dengan baik. (Salam kreatife)
PUISI PUISI HUSNUL KHULUQI
NYANYIAN KEMBANG KOPI 1
musim telah mengajari aku
bertahan dalam setiap cuaca
agar kelak aku ranum jadi buah
mengharum di setiap pagi
juga setiap sore
dalam gelasmu
2016
NYANYIAN KEMBANG KOPI 2
embun malam mengabarkan
betapa gelasmu lama kosong
menunggu aku sempurna tua
lalu disangre dan digiling
hingga remuk menjadi serbuk
lantas diaduk-aduk
di sela jam sibuk
2016
TERKENANG IBU
saya terkenang ibu
yang tak letih melangkah sendiri
menyusuri jalan setapak
menanam benih-benih sayuran
kacang panjang, terong, timun, singkong
dan semua yang bisa mengenyangkan
perut anak-anaknya di kala lapar
saat itu bersemi bahagia
dan senyum ibu akan selalu tumbuh
bersama datangnya subuh
saya terkenang ibu
dengan mata penuh cahaya
mengirimkan nyala semangat
dengan tutur kata yang sejuk
memadamkan setiap letup bara
pun tangan lembutnya yang keriput
selalu terasa hangat
penuh cinta
saya teringat ibu
dengan pakaian sederhana
dengan hati dan kasih
yang seantiasa istimewa
bagi anak-anaknya
2016
KOTA BUNGA
-Liwa
mampirlah ke jantungku
hamparan taman
aneka bunga
kumbang dan kupu-kupu
berebut madu sariku
singgahlah ke dadaku
sebelum malam datang
dan hujan luruh tiba-tiba
menyisipkan kelu
ke bangku-bangku tua
di taman kota
2016
PENYEBERANGAN PERTAMA
-antara Merak-Bakauheni
suara mesin feri
dan ruap asin laut
mengendap di hati
di tangga kapal
aku mengumpulkan cerita
awal sebuah pelayaran
membelah deru ombak
sepanjang selat
angin mengibarkan syal
mengabarkan wangi daratan
yang semerbak kembang kopi
sejak terbentang pagi
suara mesin feri
ruap asin laut sore hari
ingatan yang kian kekal
pun kembang-kembang kopi
yang segar di rahim pagi
sering memanggil diri
2016
ORANG BUKIT
ia hafal setiap ceruk
juga setiap lekuk tanah
pun pada legam mata kakinya
ia menyimpan getar alam
dan warna cuaca
pada batu-batu cadas
ia membaca desir angin lembah
kicau serombongan pipit
juga desis ular hitam
menjelang pergantian musim
ia hafal setiap tegak pohon
pahit setiap tetes getah
juga sujud rumput-rumput liar
di ambang petang
yang menyimpan seluruh bayang
dan pada sunyi matanya
ia simpan jejak purnama
yang lama gerhana
2016
DOA MENANAM BUNGA
Bismillahirrahmanir rohim
kelak tumbuhlah engkau
hijau daunmu beningkan udara
mekar bungamu segarkan mata
dan wangimu endapkan seluruh amarah
yang tumbuh di sepanjang jalan
sepanjang gedung pemerintahan, juga dari rumah-rumah tinggal
yang kian muram
tanpa cinta
2016
Tentang Penulis:
Husnul Khuluqi, dilahirkan dan dibesarkan di Kampung Krapyak, Kec. Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Puisi dan cerpennya dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Horison, Republika, Pikiran Rakyat, Lampung Pos, Riau Post, Jurnal Puisi, Juramal sajak, Jurnal Nasional, Sinar Harapan dan Suara Karya. Puisi-puisinya juga tergabung dalam antologi Resonansi Indonesia, Empat Amanat Hujan, The Poetry of Nature, 142 Penyair Menuju Bulan, Wajah Deportan, Percakapan Lingua Franca, Antologi Penyair Muda Malaysia-Indonesia 2009, Akulah Musi, Tuah Tara No Ate, Negeri Abal-Abal, Negeri Langit, Negeri Laut dll. Sedang antologi tunggalnya Romansa Pemintal Benang (2006). Mantan buruh pabrik benang ini sekarang tinngal di kampung halamannya sambil tetap belajar menulis. Penyair yang rendah hati ini juga rutin memberikan materi seputar proses kreatife menulis puisi pada teman temannya di KOMSAS SIMALABA.
Tidak ada komentar