Semarak Puisi Malam Minggu (Edisi ke-41)
SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (edisi ke-41)
PUISI PUISI MUHAMMAD SARJULI
NANI
Nani
di mana kau simpan cinta?
Malam ini aku membutuhkan cinta itu
untuk mengusir embun yang terbawa angin
hingga aku mengingat di mana aku letakan cinta,
entah di lipatan mana aku simpan ingatan itu.
Aku lupa.
Nani
malam semakin larut dan masih juga aku bermain dengan pikirku tentang di mana cinta.
Di sela rintik hujan dan cahaya neon
ingatanku lagi-lagi basah.
Taukah kau Nani?
malam ini aku gantikan cintamu dengan selimut
menciumi aroma tubuh yang tertinggal dan menghabiskan waktu dengan berhayal.
Aku tau kau membawa cinta bersamamu
dan-
kau sembunyikan di balik senyum
kau merasakan apa yang aku rasa
di sisi senyummu dapat kubaca dengan jelas kerinduan yang tak mampu terucap.
Nani simpan baik-baik cinta kita ya.
Aku tunggu kepulanganmu bersama cinta usang kita.
Pulanglah Nani.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampung Barat 27 November 2016.
NANI II
Usaplah peluhmu Nani.
Istirahatlah.
Disetiap harinya kau bekerja siang malam
demi apa aku pun tak tau.
Aku bingung Nani!
Apa yang ada dipikiranmu, apa yang akan kau beli dengan gajimu?
Mungkinkah harga diriku akan kau beli, Nani?
Atau kau mau menggantikan kodrad lelakiku?
Nani,
Istirahatlah
kau lelah, biarkan aku menjalankan kewajibanku
cukup aku yang mengais rupiah
jangan kau!
Nani.
Saat kau putuskan pergi hati ini sakit perih tersayat sembilu
aku merasa gagal
batinku menangis kala itu, Nani.
Berdiri kaku di sudut ruang
dan aku tertunduk.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampung Barat, 27 November 2016.
Muhammad Sarjuli, menyukai puisi sejak kecil dan tergabung dalam KOMUNITAS SASTRA SIMALABA sebagai pengurus. Karya karyanya aktif di publikasikan di berbagia media di antaranya wartalambar.com saibumi.com lampungmediaonline.com karyanya dibukukan bersama sastrawan jawa timur berjudul BULAN SEMBILAN dan yang terbaru tiga karyanya lolos dalam event kopi penyair dunia yang di beri judul Kumpulan Puisi Kopi 1550 MDPL.
Jejak pendidikan
SDN 01 Sumber Alam 2003
SMPN 02 Way Tenong 2006
SMAN 01 Way Tenong 2009
Kontak
Hp, Whatsapp, Imo : 0856-6874-6199
Facebook : Muhammad Sarjuli
Email : Sarjuli46@gmail.com
PUISI PUISI KARYA YENNI DA
SISA HARI
Tabir lusuh berarak menjauh
tinggalkan November yang Kumal
itu buat hariku yang gagal mendayungnya,
pada bahtera waktu bulan itu.
Tak kusesal harga waktu
yang sia-sia kemarin
untuk hari ini penuh gejolak asa
kan terpatri pada gairahku.
Selamat datang Desember,
pada senyuman jarum jam
taklukkan terjal sapukan onak
aku kuat!.
Way Tenong, Lampung Barat, 1 Desember 2016
JANJI SUCI
Bahtera,
dalam dayung kita
pada sejuta aral
merajut mimpi bersulam cinta.
Akan terpasung selalu
ikrar ini hingga penghujung nafasku,
selalu dan selamanya.
Di bawah titian egoku
menepi mengendapkannya
hingga pacu waktu
berakhir,selalu itu.
Way Tenong, 1 Desember 2016
MENDUNG
Gumpalan kabut menghias
memutih di lereng gunung Sekincau,
raut sayu terus saja merias wajah Lampung Barat.
Masih seulas senyum bertengger
diantara riuh suara gemercik
ini bukan tangisan namun berkah terindah.
Tarian dedaunan,rengek manja pohon Afrika
dan liukan jalan yang dipenuhi tanah merah,usai hujan kemarin.
Sketsa mendung bertikai dengan sang mentari
berkejaran seraya tawa kecil
teramat menggoda.namun tak pernah usai hingga roda ini berhenti di tapal batas.
Way Tenong,Lampung Barat, 1 Desember 2016.
Tentang Penulis: Nama Yenni Da,Alamat desa Mutar Alam kec Way Tenong.Lampung Barat.tergabung dalam KOMSAS.
PUISI PUISI KARYA AAN HIDAYAT
SEKELUMIT HARAP
Hujan lebat sore ini aku termangu
di teras rumah entah milik siapa kuberteduh, sesekali
halilintar kejutkan lamunan.
Takmampu kuhitung biji-biji rintiknya, karena dingin
mulai merambah kesekujur tubuh, namun entah mengapa
ada panas yang tak padam di dalam dada.
Letihkah jiwa ini?
namun kemana akan kurebahkan, sedang
tempat berdiripun tergenang air.
Sekelumit harap, semoga hujan cepatlah usai, dan badai
segeralah pergi, agar dapat kutempuh kembali jalan pulang.
Lampung Barat, 01 Desember 2016.
HAI IBU
Hai ibu ...
asyik nian kau bersolek di depan cermin,
lalu kau tebarkan pesonamu pada rasa yang tak semestinya.
Tidakkah kau lihat matahari di luar sana membakar usiamu.
Ganjen sekali mata dan senyummu.
Bahkan kini, isi tas kerjamu penuh "make up".
Hemm -
tidakkah kau ingat?
bahwa ada seseorang yang menanti senyummu, tuk mengurai lelahnya di rumah.
Namun kau tetap pada jalanmu!
seakan amnesia dan tuli menjangkitmu!
ingatlah Ibu, ada tangis bocah-bocah yang menunggu belai kasihmu senja nanti.
Lampung Barat, 02 Desember 2016.
SECANGKIR KOPI
Entah mengapa pagi ini
langit redup, sang surya seolah enggan meliput hari.
Ada ragu yang bertikai, di antara ego dan asa
entah sampai seberapa lama akan usai.
Terkadang secangkir kopi pun
terasa hambar dan tak cukup hangatkan semangatku.
Lampung Barat, 02 Desember 2016.
Tentang penulis: Aan hidayat adalah seorang wiraswasta meubel di Pekon Gunung Sugih Liwa Lampung Barat, dan aktif menuangkan kegelisahan hatinya melalui puisi, dan tergabung dalam sekolah menulis sastra dunia maya, KOMSAS SIMALABA.
DARI REDAKSI
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.
Terhitung mulai Bulan Januari 2017 setiap puisi yang dimuat Warta Lambar akan kami rangkum dan kami terbitkan menjadi buku antologi puisi bersama dalam setiap triwulan, maka dalam setahun kami akan menerbitkan 4 buku. Selanjutnya buku-buku ini berhak dimiliki oleh setiap penulis dan pembaca Warta Lambar di manapun berada sebagai bukti dokumentasi karya serta penghargaan kami yang sangat tinggi kepada para penulis agar karya-karyanya terkemas dengan baik. (Salam kreatife)
Tidak ada komentar