Warga Pardasuka Dambakan TPA
Sukau, WL-Taman Pendidikan Alquran (TPA), merupakan pendidikan dasar yang tak kalah pentingnya dengan pendidikan lain. Pasalnya, TPA merupakan tampat belajar bagi anak-anak untuk mempelajari cara membaca Alquran dengan baik dan benar serta dasar-dasar pengetahuan agama. Hal tersebut dijelaskan pembimbing TPA Nurulhuda Pemangku Pardasuka pekon Hanakau Kacamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Habibunanjar, kepada Warta Lambar, Selasa (6/3). Menurutnya, selama ini TPA kurang diperhatikan sehingga banyak TPA-TPA yang tidak memiliki kemajuan, seperti TPA yang dibinanya sejak beberapa tahun lalu masih di lakukan di kediaman pribadinya. “Ilmu pengetahuan yang di terapkan pada TPA itu akan dibawa sampai mati,” jelasnya.
Ditambahkanya, pendidikan yang diterapkan pada TPA merupakan pengetahuan dasar tentang pendidikan agama, seperti balajar membaca alquran, belajar shalat. “Semua muslim wajib mempelajari hal itu,” tambahnya.
Masih kata dia, selama ini TPA yang dikelolanya masih menggunakan fasilitas seadanaya dan masih menggunakan rumah pribadinya, untuk menampung 60 orang anak dan tiga orang tenaga pengajar. Kegiatan belajar mengajar di TPA tersebut dilakukan setiap sore hingga malam hari. Meski dirinya dan keluarga cukup ikhlas rumahnya dijadikan TPA, akan tetapi rumah yang hanya berukuran 6 meter x 4 meter terlalu sempit menampung pelajar sebanyak itu. Pihaknya berharap kepada pihak terkait, untuk memperhatikan saran pendidikan agama tersebut. “Selama ini TPA hanya dianggap pendidikan yang tidak terlalu penting,” pungkasnya. (san)
Ditambahkanya, pendidikan yang diterapkan pada TPA merupakan pengetahuan dasar tentang pendidikan agama, seperti balajar membaca alquran, belajar shalat. “Semua muslim wajib mempelajari hal itu,” tambahnya.
Masih kata dia, selama ini TPA yang dikelolanya masih menggunakan fasilitas seadanaya dan masih menggunakan rumah pribadinya, untuk menampung 60 orang anak dan tiga orang tenaga pengajar. Kegiatan belajar mengajar di TPA tersebut dilakukan setiap sore hingga malam hari. Meski dirinya dan keluarga cukup ikhlas rumahnya dijadikan TPA, akan tetapi rumah yang hanya berukuran 6 meter x 4 meter terlalu sempit menampung pelajar sebanyak itu. Pihaknya berharap kepada pihak terkait, untuk memperhatikan saran pendidikan agama tersebut. “Selama ini TPA hanya dianggap pendidikan yang tidak terlalu penting,” pungkasnya. (san)
Tidak ada komentar