HEADLINE

Pos Lantas Belalau Pasang Peringatan

Sekincau, WL-Pos Lalulintas (Poslantas) Polsek Belalau Kabupaten Lampung Barat (Lambar)—dengan wilayah hukum melipti Sekincau, Pagardewa, Batuketulis, Belalau, Batubrak, Suoh vdan Bandarnegri Suoh—memasang 10 buah baliho berukuran 100x100 bertuliskan peringatan di beberapa titik rawan kecelakaan, seperti tanjakan terjal, turuunan curam tikungan, dan jembatan rusak.

Dikatakan Kapolsek Belalau, AKP. Martaudin, mendampingi Kapolres Lambar, AKBP. Tatar Nugroho, SIK, SH., melalui Kaposlantas Polsek setempat, Briptu. Ibnu Saputra, kepada Warta Lambar, Minggu (11//3), untuk tahap pertama pihaknya memasang sebanyak 10 buah baliho peringatan disepanjang jalan lintas Nasional yang masuk wilayah tugas Polsek setempat, Sekincau, Batuketulis, Belalau dan Batubrak.”Tujuan utama di pasangnya baliho tersebut untuk meminimalisir angka kecelakaan lalulintas (Lakalantas),” jelasnya.

Pemasangan baliho peringatan tersebut atas kebijaan polsek setempat, pihaknya juga akan terus memperbanyak baliho peringatan karena masih banyak titik-titik rawan kecelakaan. “Adanya kebijakan tersebut terinspirasi saat melintasi Lampung Selatan (Lamsel), di sana hampir setiap titik rawan kecelakaan di pasangi baliho serupa,” tambahnya.

Lanjut dia, pemasangan baliho tersebut cukup epektif, dan akan lebih baik jika sepanjang jalan lintas Nasional wilayah Lambar, yang rawan kecelakaan dipasangi baliho peringatan. Sambungnya, pemasangan baliho tersebut juga mendapat respon positif dari Kasat Lantas Polres Lambar, Iptu Ikrar Potawari. (nop)

Hal 1 boks:
Pengusaha Kerupuk Butuh Perhatian
Batuketulis,WL-Uun, pengusaha kerupuk di Pekon Kubulikujaya Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar), menjalankan aktivitas industri rumahan tersebut di ruangan 4 x 4M dengan fasilitas seadanya dibantu orang tua, istri dan kerabatnya melakukan proses pembuatan dan penggorengan di ruangan tersebut setiap hari.

Meski keuntungan yang didapat pas-pasan, namun aktifitas tersebut tetap dijalankan disamping kesibukan menjadi seorang petani kopi. “Disini kami hanya membuat kerupuk lipat, dan untuk kerupuk anyam serta kerupuk jengkol kami datangkan dari pulau jawa, keuntungan dari usaha ini tidak terlalu besar tapi lumayan untuk menambah biaya hidup sehari-hari,” ucap Uun, sambil sesekali mengusap keringat didahinya, saat wartawan koran ini berbincang-bincang dengannya, Minggu (11/3).

Peralatan yang digunakan masih tergolong sederhana, bahkan untuk proses penggorengan dirinya masih menggunakan kayu bakar. Meski demikian, pemasaran untuk kerupuk buatan Uun cukup mencukupi untuk wilayah Lambar, rasanya yang khas dan pengelolaannya yang sederhana membuat kerupuk buatan Uun disukai masyarakat.

Lanjut dia, dirinya masih mengharapkan suport dan bantuan materil dari instansi terkait guna meningkatkan hasil produksi industri rumahan yang khusus pengolahan kerupuk miliknya, peralatan yang cukup sederhana membuat hasil produksi kurang maksimal, bahkan seharinya hanya bisa mengolah sebanyak 30Kg kerupuk mentah.

Masih kata dia, untuk semua jenis kerupuk olahannya, tidak menggunakan pengawet, dan tergolong aman dikonsumsi karena berbahan dasar tepung terigu yang dicampur bumbu-bumbu. (nop)

Tidak ada komentar