Warga Harapkan Pembangunan PSAB
Lumbokseminung, WL - Warga Pekon Lumbok Selatan Kecamatan Lumbokseminung Kabupaten Lampung Barat (Lambar), saat ini mengharapkan Pembangunan Sarana Air Bersih (PSAB) di pekon tersebut.
Sebagaimana diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Sumardi, kepada Warta Lambar, Sabtu (8/10).
Menurutnya sarana air bersih yang ada di pekon tersebut saat ini memang telah tesedia. Akan tetapi air yang mengalir tidak mencukupi kebutuhan warga yang ada di pekon tersebut. Hal itu diakibatkan sumber air terlalu kecil. Terlebih saat musim kemarau datang air yang mengalir ke rumah warga tidak merata. Rumah warga ada di dataran yang rendah saja air mengalir cukup kecil. Sementara, rumah warga yang ada di dataran tinggi air tidak mengalir sama sekali.
Sumardi menambahkan penderitaan tersebut telah diraskan warga setempat dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Terlebih sejak musim kemarau warga terpaksa mengambil air dari danau dengan jarak cukup jauh.
Hal tersebut bagi yang memiliki kendaraan sepeda motor (R2). Semantara warga yang tidak memiliki kendaraan R2 terpaksa harus membeli dengan harga Rp4 ribu/gerigen. Akan tetapi sebaliknya, bagi warga yang kurang mampu terpaksa memenuhi kebutuhan air bersih dengan menempuh jalan kaki yang berjarak 2Km. “Kami hanya berharap pemkab untuk lebih memerhatikan penderitaan warga miskin,” terangnya.
Terpisah, Peratin Atik Rusmiati, menambahkan penderitaan yang dialami warga pekon yang dipimpinnya tersebut memang dirasakan sejak musim kemarau datang. Membuat sumber air bersih yang ada di pekon tersebut mengalami kekeringhan. Akan tetapi perangkat pekon telah beberapa kali mencarikan solusi. Dengan cara bergotong-royong guna memperbaiki kerusakan sumber air bersih. “Perangkat pekon tidak tutup mata dengan penderitaan yang dialami warga. Mencarikan solusi guna memehui kebutuhan air bersih,” pungkasnya. (rom)
Senin, 10 Oktober 2011
*)
Sebagaimana diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Sumardi, kepada Warta Lambar, Sabtu (8/10).
Menurutnya sarana air bersih yang ada di pekon tersebut saat ini memang telah tesedia. Akan tetapi air yang mengalir tidak mencukupi kebutuhan warga yang ada di pekon tersebut. Hal itu diakibatkan sumber air terlalu kecil. Terlebih saat musim kemarau datang air yang mengalir ke rumah warga tidak merata. Rumah warga ada di dataran yang rendah saja air mengalir cukup kecil. Sementara, rumah warga yang ada di dataran tinggi air tidak mengalir sama sekali.
Sumardi menambahkan penderitaan tersebut telah diraskan warga setempat dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Terlebih sejak musim kemarau warga terpaksa mengambil air dari danau dengan jarak cukup jauh.
Hal tersebut bagi yang memiliki kendaraan sepeda motor (R2). Semantara warga yang tidak memiliki kendaraan R2 terpaksa harus membeli dengan harga Rp4 ribu/gerigen. Akan tetapi sebaliknya, bagi warga yang kurang mampu terpaksa memenuhi kebutuhan air bersih dengan menempuh jalan kaki yang berjarak 2Km. “Kami hanya berharap pemkab untuk lebih memerhatikan penderitaan warga miskin,” terangnya.
Terpisah, Peratin Atik Rusmiati, menambahkan penderitaan yang dialami warga pekon yang dipimpinnya tersebut memang dirasakan sejak musim kemarau datang. Membuat sumber air bersih yang ada di pekon tersebut mengalami kekeringhan. Akan tetapi perangkat pekon telah beberapa kali mencarikan solusi. Dengan cara bergotong-royong guna memperbaiki kerusakan sumber air bersih. “Perangkat pekon tidak tutup mata dengan penderitaan yang dialami warga. Mencarikan solusi guna memehui kebutuhan air bersih,” pungkasnya. (rom)
Senin, 10 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar