HEADLINE

Gorong-Gorong Runtuh ada Faktor Human Error

Balikbukit, WL - Kabid Pemberdayaan Pekon BPMPP, Guy Da Silva, mendampingi Kepala BPMPP Kabupaten Lampung Barat (Lambar) Drs. Ismet Inoni, M.M., menilai runtuhnya gorong-gorong bersumber Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) 2011 di Pekon Sedampahindah Kecamatan Balikbukit yang memakan korban jiwa itu dipicu faktor kesalahan manusia atau human error. “Mungkin (faktor human error, red). Namun itu belum bisa dipastikan. Kami akan turun dan mengecek lokasi dulu,” terang Guy.

Terpisah, Kapolsek Kompol Kusdiana mendampingi Kapolres AKBP Harri, M.F., mengatakan pihaknya berketetapan bakal memanggil pelaku PNPM-MP pekon tersebut. Sambungnya, sejak menerima informasi itu, pihaknya telah menurunkan beberapa personelnya guna melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP), Sabtu (17/10) sore. “Seharusnya Senin. Namun mungkin karena pelaku PNPM-MP tersebut masih sibuk maka kita tunda Selasa,” terang Kusdiana.

Menurutnya, hal itu dilakukan karena dikhawatirkan ada pihak ketiga yang kurang berkenan atas insiden yang berakibat hilangnya nyawa seseorang itu. “Meski belum ada laporan, kita tetap melakukan pemanggilan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari,” ujar Kusdiana.

Sementara, Sekcam Edi Jaya mendampingi Camat Agustina, mengatakan jika hal tersebut kecelakaan kerja. Menurutnya pekerja diperintahkan untuk menggali kedalaman 100Cm. Namun kedalaman hanya digali 80Cm. Karena minus 20Cm pekerja menggali kedalaman agar sesuai Rancangan Anggaran Belanja (RAB). “Tidak ada yang memerintahkan pekerja menggali atau menambahnya di bagian atas. Semua pekerja sendiri yang melakukan,” terang Edi.

Sebagaimana diketahui, pembangunan gorong-gorong tersebut menelan korban jiwa. Dua pekerja warga Pemangku Talangsebaris pekon setempat, Wagirin bin Ajo Wiyono (39) dan Supri yang tengah menjalankan perintah perbaikan volume tertimpa dinding gorong-gorong yang dibangun di pertigaan lapangan sepakbola pekon pecahan Padangcahya itu. Akibatnya, Wagirin meninggal di tempat, sementara rekannya Supri harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Bandarlampung setelah sempat menerima perawatan tim medis di RSUD Liwa, Sabtu (15/10).

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Sutarman membenarkan kedua saat tertimpa tengah megali kedalaman gorong-gorong yang minus 20Cm. “Ya mereka (Wagirin dan Supri, Red) tertimpa dinding gorong-gorong. Ya, mereka menyisir bagian bawah gorong-gorong. Dan runtuh,” ujar dia seraya naik ke sepeda motor yang dikendarai rekannya, menuju RSUD Liwa.

Terpisah, Peratin Suratal membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, posisi keduanya saat kejadian berada di dalam galian gorong-gorong. Sementara karnetnya di atas. “Sekitar jam 11.00., mereka terimpa. Wagirin meninggal di TKP. Dan Supri dirujuk RSUAM Bandarlampung,” tutupnya. (esa)

Selasa, 18 Oktober 2011

Tidak ada komentar