HEADLINE

Waynipah Cocok Untuk Budiaya Ikan Air tawar

Pesisir Tengah, WL- 18 Juli 2011

Areal budidaya ikan air tawar di Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Waynipah, sekitar lokasi tempat pelelangan ikan (TPI) Kualastabas Krui, cocok untuk pengembangan atau budidaya ikan air tawar.

Dibanding ikan payau semisal bandeng, lebih dimungkinkan bagi pengembangan ikan jenis nila dan gurame. Demikian diungkapkan Kadis Kelautan dan Perikanan (DKP) Ir. Nata Djuddin Amran ketika dikonfirmasi, Minggu (17/7).

“Lebih baik jenis ikan air tawar yang dikembangkan di sana (Waynipah, Red), sebab intrusi—masuknya air laut ke daratan karena tekanan dari pegunungan masih cukup tinggi,” jelas Nata.

Lanjut dia, sebetulnya hampir semua tempat di wilayah pesisir cocok untuk pengembangan ikan air tawar. Pertanyaannya, kenapa sampai saat ini jenis ikan tersebut belum dikembangkan oleh pihak terkait.

Menurut Nata, belum dikembangkannya jenis ikan itu karena tren ikan laut cukup tinggi. Warga setempat lebih gandrung mengonsumsi ikan laut daripada ikan air tawar. Dengan demikian nelayan juga hanya mengusahakannya secara sambilan.

Nata juga menandaskan jika lokasi di Waynipah seluas 10Ha yang selama ini menjadi media pengembangan jenis ikan air tawar bagi beberapa warga, seperti lele dumbo, adalah milik Pemprov Lampung.

Luas tersebut terus berkurang sehubungan dengan abrasi pantai yang terus terjadi. “Gak sampai 10Ha lagi karena abrasi.”

Meski demikian, secara kedinasan Nata mengaku pernah membuat surat ke provinsi yang intinya agar diberikan izin pengelolaan sekaligu membina nelayan yang berada di pantai Kualastabas itu.

Namun, kata Nata, pemprov tak memberi izin karena khawatir diminta ganti rugi oleh nelayan ketika nanti suatu saat lahan tersebut diperlukan.

“Surat yang saya ajukan, intinya meminta agar lahan tersebut dikelola daripada terbengkalai. Dengan demikian warga ada juga tambahan penghasilannya. Tapi tetap tak dipersilahkan oleh provinsi,” pungkas Nata. (aga)

Tidak ada komentar