Totalitas dalam Keterbatasan
Sebagai sekolah swasta, SMK Miftahul Ulum (MU) berdiri di atas lahan yang sama dengan sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan MU Pampangan, antara lain, Taman Pengajian Alquran (TPA), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Meski baru memasuki tahun ketiga sejak sekolah tersebut telah menjadi kakak tingkat yang layak dijadikan contoh bagi sekolah di bawah tingkatannya.
Meski berdiri di atas satu kompleks namun guru dan siswa saling mengacu pada program masing-masing dengan mengutamakan koordinasi dalam setiap langkah serta saling mendidik, dan satu semangat menuju kesuksesan.
Di bawah kepemimpinan Murjono, S.E., tenaga pendidik di sekolah tersebut mampu menjalankan program sesuai skejul dengan harapan bisa melahirkan siswa yang berakhlak, terdidik, dengan dibekali skill dan talenta setiap lulusan guna menggapai cita-cita serta menjunjung tinggi harkat martabat bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Sangat pantas jika sekolah tersebut diberi motivasi, khususnya yang terkait di bidang pendidikan dalam bentuk penyetarakan sekolah swasta dengan negeri. Pada dasarnya, sekolah swasta juga dinilai disiplin karena mengemban amanah yang harus dijalankan dengan baik. Tenaga pendidik dituntut bekerja profesional dan bertanggungjawab untuk mencetak siswa bermutu.
Sekolah dengan infrastruktur hingga meubeler yang serba terbatas namun terasa hening saat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Itu sebagai bukti bahwa keterbatasan bukan suatu masalah dalam menggapai cita-cita. Pihak sekolah sadar akan kekurangan tersebut, sebab sekolah swasta hanya menerima percikan saat diberi bantuan penunjang pendidikan dari peemrintah. Namun dengan keterbatasan tersebut pihak sekolah tidak ingin membenani siswa terlalu banyak. Bahkan dengan segala keterbatasan dijadikan penyemangat seluruh keluarga besar dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan dengan keterbatasan tersebut pihak sekolah lebih optimistis bisa mencetak siswa siap kerja. (adv)
Rabu, 02 November 2011
Meski berdiri di atas satu kompleks namun guru dan siswa saling mengacu pada program masing-masing dengan mengutamakan koordinasi dalam setiap langkah serta saling mendidik, dan satu semangat menuju kesuksesan.
Di bawah kepemimpinan Murjono, S.E., tenaga pendidik di sekolah tersebut mampu menjalankan program sesuai skejul dengan harapan bisa melahirkan siswa yang berakhlak, terdidik, dengan dibekali skill dan talenta setiap lulusan guna menggapai cita-cita serta menjunjung tinggi harkat martabat bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Sangat pantas jika sekolah tersebut diberi motivasi, khususnya yang terkait di bidang pendidikan dalam bentuk penyetarakan sekolah swasta dengan negeri. Pada dasarnya, sekolah swasta juga dinilai disiplin karena mengemban amanah yang harus dijalankan dengan baik. Tenaga pendidik dituntut bekerja profesional dan bertanggungjawab untuk mencetak siswa bermutu.
Sekolah dengan infrastruktur hingga meubeler yang serba terbatas namun terasa hening saat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Itu sebagai bukti bahwa keterbatasan bukan suatu masalah dalam menggapai cita-cita. Pihak sekolah sadar akan kekurangan tersebut, sebab sekolah swasta hanya menerima percikan saat diberi bantuan penunjang pendidikan dari peemrintah. Namun dengan keterbatasan tersebut pihak sekolah tidak ingin membenani siswa terlalu banyak. Bahkan dengan segala keterbatasan dijadikan penyemangat seluruh keluarga besar dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan dengan keterbatasan tersebut pihak sekolah lebih optimistis bisa mencetak siswa siap kerja. (adv)
Rabu, 02 November 2011
Tidak ada komentar