HEADLINE

PUISI PUISI Q ALSUNGKAWA

Redaksi menerima tulisan
Puisi minimal 5 judul, Esai, Cerpen untuk kami Siarkan setiap hari. Semua naskah dalam satu file MS Word dikirim ke e-email: majalahsimalaba@gmail.com
beri subjek_VERSI ONLINE
(Mohon maaf, laman ini belum dapat memberikan honorium)

PUISI PUISI Q ALSUNGKAWA

TENTANG PUISIKU

Setibanya lidahmu
kepada puisiku
takkan menjumpai rasa
sesuai seleramu.

Aku merangkainya serupa larut malam
ketika orang orang
sibuk dengan mimpi-mimpinya.

Maka-

lupakan hasratmu untuk mencintaiku
aku di dalam pencarianmu
alamat yang sesat
sedangkan kita, buta warna
untuk menatap langit senja.

Lampung Barat, 6 Oktober 2017.

RINDU YANG TAK SEMESTINYA

Entah dari mana rindu ini datang
seperti jaelangkung
sedangkan kuntum malam itu layu
ketika embun terluka di dadanya.

Matahari
tak banyak sisakan teduh
daun daun berguguran
berserakan di jalannya masing masing.

Aku, tak seindah impianmu
dan aku, kita, tak semestinya menyayat pembicaraan
sedangkan hari masih teramat muda.

Adakah rindu ini musti kutanam?

Itu tak perlu kau jawab!

Tetapi, kecipak percintaan kita
bukanlah sebuah final
yang berburu kejuaraan
atau sertifikat, dokumentasi pengakuan.

Lampung Barat, 6 Oktober 2017.

MEJA 28

Memecahkan malam
di meja 28
mengeja beberapa jumlah lapar yang terkapar.

Sepasang cangkir berlain jenis isi
yang gugur dari sederet menu yang menggantung di dinding
dan aneka rasa
yang jarang kutemukan dapur bunda.

Sebaris gerimis, menuntun
di meja 28
ada sajak menetas di sini
di separuh sunyi yang mengapit dingin
dan aku harus beranjak meninggalkan sepakat di meja 28.

Lampung Barat,10 Oktober 2017.

BELAJAR KEPADA HUJAN

Gubuk tua itu
namun cukup membantu
terlepas dari gigitan angin belukar
sementara
langit memuntahkan hujan.

Beberapa dahan dan ranting kering
ikut berjasa
sebab api melalapnya penuh semangat
hingga kuyup lambat-laun terusir.

Hujan
yang menjebakku
untuk belajar lebih teliti
tentang jalan menurun atau menanjak
tidak terlebih tikungan
yang banyak menciptakan kemungkinan
dengan resiko yang berpareasi.

Tetapi-

gubuk tua ini
sedikit menggugah imaji
menajamkan kesabaran
dan kalimat puisi musti dibayar harga dari proses
tentunya
sukses bukan satu-satunya
unjung sebuah perjalanan.

Lampung Barat, 5 Oktober 2017.

TENTANG KEPERGIAN

Pintu ini
belum terkatup
cukup membukanya
dengan kata maaf.

Sebab
aku juga ngilu
memandang punggungmu.

Lampung Barat, 1 Oktober 2017.

MENYULAM SENYUM YANG DULU

Sudah genap huruf-huruf puisi
dan aku merangkainya
menjadi senyuman
di sudut ruangan
aku memarkir imaji
riak Way Besai
menuntun deras hujan dari hulu.

Sebut saja D'chava
tempat dimana selera dituangkan
ke dalam semangkuk kekata
menjadi kerinduan
menjadi penggalan-penggalan senyuman
yang akan bicara suatu hari.

Meja dan kursi telah rapi
siap menampung perbincangan
dari riwayat yang dulu-dulu
yang tertimbun dengan bertukarnya
segala perangkat sebuah hubungan
tetapi pelepah patah tunas melimpah.

Ya, sepertinya kita mengulang kembali
ikatan yang tak sempat menjadi simpul
sebab masih tipis memaknai arti silaturahmi
dan
kita akan selamatkan
atau kita menjadi bagian tubuh yang sama
sebab kita telah belajar kepada waktu
sebuah pilihan untuk menuntaskan segala semak
yang membelenggu kepala.

Way Petai-Lampung Barat 1 Oktober 2017.



Tentang Q Alsungkawa: Tinggal di Desa Ciptamulya, Kec: Kebun Tebu-Lampung Barat. Ia lahir di Tasik Malaya dan besar di Lampung Barat. Pemuda ini bergiat di komunitas sastra di Lampung Barat (KOMSAS SIMALABA). Puisi-puisinya telah dipublikasikan di media online www.wartalambar.com, Saibumi.com, Lampungmediaonline.com, simalaba.com, wartasimalaba.com, dan majalah Cetak Simalaba. Sejumlah karya karyanya juga di muat di beberapa antologi bersama MY HOPE 2017. EMBUN PAGI LERENG PESAGI 2017, EMBUN EMBUN PUISI 2017, MAZHAB RINDU 2017, lolos di even Nasional, LANGIT JATI GEDE.

Tidak ada komentar