HEADLINE

Puisi Karya Aan Hidayat


SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (edisi ke-53)


DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Puisi, biodata, foto bebas dalam satu file. Tidak boleh terpisah. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-54 (malam minggu selanjutnya). Naskah yg dimuat akan dishare oleh redaksi ke group fb Silaturahmi Masyarakat Lampung Barat (SIMALABA), SASTRA KORAN MAJALAH. Redaksi juga akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan puisimu tidak dimuat maka puisi dinyatakan ditolak. Salam kru redaksi.



LEMBAR KARYA TUNGGAL
PUISI PUISI AAN HIDAYAT


SELAMAT JALAN BAYANGAN

Adalah dia seutas senyum, melepas lelah bersama sajak, lalu
terhenti dalam lipatan dingin. 

Hai, hidup dan kehidupan
terkadang hanya tirai, kepalsuan
dan rapuhnya jiwa.

Selamat jalan bayangan,
semoga jejak kabut tak melupa sejarah hening wajahku. 

Lampung Barat, 23 Pebruari 2017


KAKI MUNGIL 

Adalah dia, kaki-kaki mungil
yang berjalan
menyusuri setapak takdir. 

Mentari pagi hanyalah dongeng saja di balik kain kumal
dan sekarung harapan yang tak layak di pundak.

Lalu pada endapan mimpi lahir airmata, hari yang semestinya
cerah kini hadirkan gulita di siang Raya. 

Pemulung kecil di bumi dekil kemana memandang
sepasang mata ayah, atau hikayat kasih ibu?
Demi sejengkal angan
kaki mungil ini menapak jalan usang melipat segala mimpi
dalam karung nasib.

Lampung Barat, 22 Pebruari 2017


RUPIAH TAK LAGI RAMAH 

Sore ini hujan. menyapa pemilik ruko
entah milik siapa
aku berteduh dengan firasat kaku.

Tak ada yang hadir
pada tubuh menggigil.

Pertikaian gelisah meradang
langit lengang
dan rupiah kian tak ramah.

Lampung Barat, 21 Pebruari 2017


HALAMAN RUMAHKU TIBA TIBA RAMAI

Hari ini halaman rumahku
tiba-tiba ramai oleh aroma tubuh
berbisik pelan di telinga, tetapi
aku tak menangkap apa apa.

Saudagar itu yakin benar
sebidang tanah jadi miliknya. 

Aduh hai, keramaian yang dikirim orang orang
mengapa panji-panji yang kau kibarkan
untuk meretas kebenaran yang kurasa hambar ini.

Lampung Barat, 15 Pebruari 2017


HIKAYAT SEPASANG MATA

Sepasang mata 
dari dua arah yang berbeda
ada pertikaian di balik tujuan 
semestinya. 

Juga ombak berkejaran
di tepian yang terkadang merah
lalu buih-buih laut itu
terdampar tanpa daya, tercerai berai kita
hilang makna.

Lalu apa sebenarnya arti hidup? 
kala mata itu tertutup
gulungan label yang terlanjur kau anggap mahal,
sehingga tertukar dengan cahya lilin.

Lampung Barat, 19 Pebruari 2017.



Tentang penulis: Aan Hidayat adalah seorang pengusaha meubel di pekon Gunung Sugih Liwa, ia juga intens mencurahkan kegelisahan hatinya melalui puisi dan berkesenian di KOMSAS SIMALABA (sebuah kelompok kecil masyarakat petani di bagian paling barat Provinsi Lampung yg mencintai puisi, Komsas Simalaba didirikan tahun 2016 lalu). Aan Hidayat, karya-karyanya diterbitkan di www.wartalambar.com

Tidak ada komentar