HEADLINE

Jembatan Gantung Putus Masyarakat Gunakan Rakit


Mendapatkan fasilitas umum yang maksimal merupakan harapan semua masyarakat, namun tidak dengan yang terjadi di Pemangku Bandarjaya Kupang Pekon Tulungbamban Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Dimana hingga kini jembatan gantung di pekon tersebut yang putus akibat terjangan banjir besar Waymahnai beberapa waktu lalu belum mendapatkan penanganan dari pemerintah baik kabupaten maupun provinsi. 

Hal tersebut berdampak pada sulitnya masyarakat untuk melakukan penyebrangan. Demikian dijelaskan salah seorang guru SD di pekon tersebut, Hendra Bangsawan, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Minggu (16/12). dikatakan, putusnya jembatan gantung tersebut berakibat pada sulitnya untuk menyebrang menuju Pemangku Bandarjaya Kupang setiap guru yang hendak pergi kesekolah untuk melakukan aktivitas sehari-hari yaitu memberikan pembelajaran terhadap murid-murid SD dipemangku tersebut. “Untuk menyebrang kami harus menggunakan rakit dari susunan bambu yang ukurannya sangat kecil dan itu juga membuat kami tidak nyaman karena sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan,” ungkap Hendra Bangsawan.

Hendra berharap agar pemkab segera mengambil tindakan terkait hal tersebut, mengingat kini tidak sedikit masyarakat yang mengeluh dan merasa kecewa terhadap pemerintah yang terkesan diam. “Kami sangat berharap agar kami dapat melintas dengan nyaman setiap pergi kesekolah tersebut, jembatan itu segera dibangun kembali,” tandas Hendra.

Terpisah Peratin, Masagus, menjelaskan pihaknya membenarkan jika jembatan gantung sepanjang 50 meter itu putus disebabkan terjangan banjir besar Waymahnai beberapa waktu lalu hingga mengakibatkan setiap masyarakat luar hendak menuju Pemangku Bandarjaya Kupang dan kekebun atau pun sebaliknya harus menggunakan rakit. “Setiap masyarakat dari luar mau ke pemangku itu atau mau kekebun harus menggunakan rakit yang keselamatannya tidak terjamin, begitu juga sebaliknya setiap masyarakat dari pemangku itu mau keluar harus menggunakan rakit juga,” ungkap Masagus.

Menurut Masagus, pihaknya telah melaporkan hal itu ke pemkab yang dalam hal itu melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan DPRD Lambar bahkan ke Dinas PU Provinsi, namun sayangnya laporan yang lama dilakukan itu hingga kini belum mendapatkan tanggapan. “Tak lama dari putusnya jembatan gantung itu kami langsung laporan ke PU dan DPRD Lambar tak terkecuali ke PU Provinsi, namun sampai sekarang harapan kami agar jembatan tersebut segera ditangani sama sekali belum digubris,” lanjut Masagus.

Masih kata Masagus, padahal jumlah penduduk di Pemangku Bandarjaya Kupang terbilang cukup banyak yaitu sebanyak 700 jiwa yang dipastikan setiap saat banyak masyarakat yang menyebrang dengan tidak nyaman. “Jumlah masyarakat dipemangku tidak sedikit, tapi kenapa penanganan dari pemerintah tidak kunjung kami lihat,” pungkas Masagus. (nov)

Tidak ada komentar