Pedagang Keliling Rasakan Paceklik
Balikbukit, WL-Sejumlah pedagang yang selalu berpindah-pindah tempat berniaga atau pedagang keliling, utamanya setiap hari
pasaran, mengeluhkan sepinya pembeli. Seperti di Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar), yang membuka hari
pasaran Selasa dan Jumat, beberapa bulan terakhir dirasakan sepi pembeli.
“Saya berasal dari palembang, setiap hari pasaran dimana saja pasti saya datang berjualan namun tidak hanya di Lambar yang
saya rasakan sepi pembeli, tetapi dipalembang terjadi keadaan serupa,” kata seorang pedagang pakaian, Parman, kepada Warta
Lambar, Selasa (27/3).
Dijelaskan Parman, ketika dirinya berdagang di Pasar Liwa hanya beberapa pembeli yang datang. Hal tersebut disebabkan
kondisi paceklik yang saat ini tengah melanda. Menurutnya, kurangnya pembeli akibat keterpurukan ekonomi masyarakat utamanya
golongan menengah kebawah, yang disebabkan tidak setabilnya harga bahan pokok dengan penghasilan warga. Namun meski demikian
dia masih tetap berjualan untuk mendapatkan rupiah. . Sejak tahun 2011 lalu dia mulai merasa sulitnya berdagang karena sepi
pembeli. “Namun saya akan terus berusaha dan belajar menerima kenyataan serta selalu bertawakkal,” pungkasnya.(san)
pasaran, mengeluhkan sepinya pembeli. Seperti di Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar), yang membuka hari
pasaran Selasa dan Jumat, beberapa bulan terakhir dirasakan sepi pembeli.
“Saya berasal dari palembang, setiap hari pasaran dimana saja pasti saya datang berjualan namun tidak hanya di Lambar yang
saya rasakan sepi pembeli, tetapi dipalembang terjadi keadaan serupa,” kata seorang pedagang pakaian, Parman, kepada Warta
Lambar, Selasa (27/3).
Dijelaskan Parman, ketika dirinya berdagang di Pasar Liwa hanya beberapa pembeli yang datang. Hal tersebut disebabkan
kondisi paceklik yang saat ini tengah melanda. Menurutnya, kurangnya pembeli akibat keterpurukan ekonomi masyarakat utamanya
golongan menengah kebawah, yang disebabkan tidak setabilnya harga bahan pokok dengan penghasilan warga. Namun meski demikian
dia masih tetap berjualan untuk mendapatkan rupiah. . Sejak tahun 2011 lalu dia mulai merasa sulitnya berdagang karena sepi
pembeli. “Namun saya akan terus berusaha dan belajar menerima kenyataan serta selalu bertawakkal,” pungkasnya.(san)
Tidak ada komentar