Turis di Lambar Tak Terdata
Krui Selatan, WL
Maraknya pembangunan hotel dan membludaknya turis mancanegara yang berdatangan di objek-objek wisata pantai di wilayah pesisir kabupaten Lampung Barat (lambar), tak terkecuali Krui Selatan, ternyata hingga kini jumlahnya belum diketahui alias tak terdata. Karena itu pihak kecamatanpun mulai angkat bicara.
Kepada Warta Lambar, Selasa (28/6) Camat A. Zulqoini Syarif, SH menegaskan sejauh ini pihaknya tidak mengetahui jumlah turis mancanegara yang berkunjung dan tinggal di wilayah tersebut. Itu disebabkan tidak adanya laporan baik dari pihak pengelola penginapan dan hotel maupun tamu itu sendiri.
Menurutnya, laporan merupakan kewaijaban dari tamu-tamu asing ketika bermaksud menginap dan atau mengunjungi wilayah itu lebih dari 24 jam. Sementara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) belum berkoordinasi dengan pihaknya.
Zulquini berharap dinas tersebut berkoordinasi dengan pihaknya dn juga kecmtan lain yang terdapat objek wisatanya guna mengantisipasi dan memudahkan proses inventarisasi bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Lebih lanjut dia berharap semua pihak, utamanya pengelola penginapan memberikan arahan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung agar dapat saling menghormati.
Terlebih kala melintas di jalan raya harus berpakaian semestinya sebagai tamu di wilayah yang berbudaya ketimuran. “Walaupun hanya kaos. Kita berprinsip, wisata maju tetapi budaya tetap perlu dilestarikan,” tutup Zulquini. (sul)
Maraknya pembangunan hotel dan membludaknya turis mancanegara yang berdatangan di objek-objek wisata pantai di wilayah pesisir kabupaten Lampung Barat (lambar), tak terkecuali Krui Selatan, ternyata hingga kini jumlahnya belum diketahui alias tak terdata. Karena itu pihak kecamatanpun mulai angkat bicara.
Kepada Warta Lambar, Selasa (28/6) Camat A. Zulqoini Syarif, SH menegaskan sejauh ini pihaknya tidak mengetahui jumlah turis mancanegara yang berkunjung dan tinggal di wilayah tersebut. Itu disebabkan tidak adanya laporan baik dari pihak pengelola penginapan dan hotel maupun tamu itu sendiri.
Menurutnya, laporan merupakan kewaijaban dari tamu-tamu asing ketika bermaksud menginap dan atau mengunjungi wilayah itu lebih dari 24 jam. Sementara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) belum berkoordinasi dengan pihaknya.
Zulquini berharap dinas tersebut berkoordinasi dengan pihaknya dn juga kecmtan lain yang terdapat objek wisatanya guna mengantisipasi dan memudahkan proses inventarisasi bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Lebih lanjut dia berharap semua pihak, utamanya pengelola penginapan memberikan arahan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung agar dapat saling menghormati.
Terlebih kala melintas di jalan raya harus berpakaian semestinya sebagai tamu di wilayah yang berbudaya ketimuran. “Walaupun hanya kaos. Kita berprinsip, wisata maju tetapi budaya tetap perlu dilestarikan,” tutup Zulquini. (sul)
Tidak ada komentar