HEADLINE

Harga Anjlok, Petani Palawija Mengeluh

Sekincau, WL - 30 Juni 2011

Tidak stabilnya nilai jual komoditas pertanian, khususnya tanaman palawija (sayur-mayur), membuat petani di Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengeluh. Hal tersebut dijelaskan seorang petani, Husni Thamrin, kepada Warta Lambar, Kamis (30/6).

Menurutnya, akhir-akhir ini nilai jual hasil panen pada tanaman sayur-mayur, seperti cabai, kol, padi serta komoditas lain tidak sebanding dengan biaya perawatan yang harus dikeluarkan. Pasalnya harga pembelian obat-obatan pestisida dan pupuk yang selalu digunakan dalam perawatan tanaman cukup tinggi.

Sementara tanaman-tanaman dimaksud akan lebih tidak menghasilkan bila tidak dilakukan perawatan dengan menggunakan bahan-bahan tersebut. “Tanaman akan lebih rusak kalau tidak dilakukan pengobatan dan pemupukan,” jelasnya.

Ditambahkan Husni, anjloknya harga tersebut petani merasa cukup dirugikan, sementara petani tidak memiliki penghasilan lain selain bertani. Untuk itu dia berharap dinas terkait mencarikan solusinya, ketidakstabilan harga salah satu sumber kehidupan masyarakat itu.

Terpisah, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Lamri, mengatakan pihaknya akan membantu mencarikan solusi terkait keluhan petani itu. “Kami akan membantu mencarikan solusi pemecahan ketidakstabilan dimaksud,” pungkasnya. (san).

Tidak ada komentar