HEADLINE

Semarak Puisi Malam Minggu (Edisi ke-71) Puisi Karya Joe Annas Hasan


SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (Edisi ke-71)

DARI REDAKSI
Kirimkan Puisimu minimal 5 judul, dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan  puisimu tidak dimuat maka dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.

PUISI PUISI JOE ANNAS HASAN

Pemakan Kertas

Kudengar mereka berbisik
Tentang diam yang kujaga sepanjang tahun
Meletus di tahun lalu
Seperti merapi dari gunung segala gunung

Hanya berjarak tempat
Tanpa pemisah

Sungguh aku buncah
Ingin menelan amukannya

Aku disini baik-baik saja
Sedang menuju kesempurnaan yang telah kau talak
Memang waktuku hanya memakan kertas
Maka berhentilah berbisik

Aku takkan berubah meski kau bising
Kertas-kertas itu sedang menuggu
Untuk kulahap

(Bau-Bau, 15 Februari 2017)


Gelap

Gelap
Kosong
Berisik
Satu cahaya di atas

Gelap
Riak arus
Kosong
Mata saling bisik

Gelap
Ingin kulanjutkan
Tapi kugambar dulu

Apa?
Gelap
Kosong

(Kapal Ciremai, Sorong-Bau-Bau, Rabu, 16 November 2016)


Wajahmu

Wajahmu pudar
Wajahmu sendu

Dengan malam berlapis api
Di luar bak neraka
Tersiram pelangi

Wajahmu hilang
Wajahmu sendu

Teriring nyanyian dari kutub
Bagaimana aku merasakan?
Bagaimana kau melihat?
wajahmu hilang

(Bau-Bau,  24 Februari 2017)


Untukmu Kuukir Malam

Biar kuukir malam untukmu
Namamu telah tertanam  bak pohon
Dan wajahmu mengikutiku
Setiap kaki langkahku terhenti di kamar mandi

Kubasuh
Kusiram
Kubasuh lagi
Selama berjam-jam
Demi untuk menemuimu

Aku pasrah, kau pasrah
Aku menyerang, kau tetap pasrah
Tapi aku kalah sebab lelah 
Lelah tersiram matahari di balik atap besi

Untukmu
Kuukir malam yang tenggelam di dasar sumur

(Bau-Bau, 3 Maret 2017)


Keindahan

Sudahkah aku menemuimu?
Saat genting
Seolah semua tak bernyawa

Kau berubah menjadi kata
Kata yang bernyanyi merdu
Meremukkan tulang, memenjarakan keindahan

Malam nanti kau bersumpah

Dan aku terperangkap dalam keindahan

(Bau-Bau, 14 Maret 2017)


Tentang Penulis:
Joe Annas Hasan, lahir di Ambon pada 22 Februari. Karya-karyanya baru tersebar di penerbit indie dalam antologi bersama (puisi). Diantaranya Monolog Seekor Monyet, Aurora, Danau Yang Terkubur, Turunnya Nawangwulan, Hitam Putih Manusia, Negeri Tak Bersalju, Sekaleng Bir dan Segelas Gas Air mata, dan Meditasi Tulang Rusuk.   Aktif di bidang olahraga (Taekwondo).









Tidak ada komentar