HEADLINE

Semarak Puisi Malam Minggu (edisi ke-66) Puisi Karya Swanti


SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (edisi ke-66)

DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-67 (malam minggu selanjutnya). Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan puisimu tidak dimuat maka puisi dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.




PUISI PUISI SWANTI

SAJADAH BISU

Hening, perlahan, nyaris beku.

Menawar pada harga, penjajah cinta
geloranya memantik kalbu
dan membakar kerdil jiwa tercicil.

Penuh khidmad, puing tertata
pada bangunan rumah reot
tiap dinding penuh lubang
guratan paku yang pernah tertancap.

Pada sajadah itu
kawan mengadu pada kekasih
kasih tercinta tiada dua.

Tetap sabar hadapi dungu
angkuh dada membusung.

Tapi-

malam ini, dada itu tiada isi
kosong ... hanya ada satu titik
teramat kecil, dialah sang pelita.

Rokan Hilir, 1 Juni 2017


RINDU TAK BERTUAN

Ketika terdengar gemercik air, menetes dari cela bebatuan tebing
membawa ingatan yang hampir terlupa.

Seraut menghias sosok penuh kharisma
tergetar hati mengeja rindu.

Duhai ... menanak hingga matang, lalu nikmati serangkaian perih
sisa sisa silam.

Rindu yang tak bertuan-

menetes kristal dari dua netra, mengenang kisah elok.

Ingin-

mengulang kembali.
Akankah dapati air yang sama, pada aliran yang berbeda?

Sebait pinta padamu
Ingatan itu dan itu
tetap serupa
hanya engkau! Sudut yang kugapai.

Rokan Hilir, 31 MEI 2017


MIMPI KEMARIN

Tertegun pandang pelangi
mengapa ada warna yang serupa, menoreh mimpi terindah?

Hamparan lembah tumbuh subur dari lereng lereng bukit nan hijau.

Awan menutup sebagian puncak bukit
terlihat putih begitu anggun.

Kita menatap penuh pujian
tergenggam erat jemari kita
terikat pada temali rasa dalam suasana semilr senja yang semakin purna.

Kemarin mimpi itu nyata
menghantar cita rasa
nikmati senja, tiada tara.

Rokan Hilir, 29 Mei 2017


LUKA

Bergidik melihatmu tertunduk lesuh.

Engkau sadari alpa lalu
memompa nurani untuk mencuci
pada tumpukan dosa.

Tangismu lukai, luka.
Sangat pahami nestapa itu.

Betapa ingin memelukmu
tenangkan duka dinginkan jiwa.

Namun-

engkau kini tiada terengkuh sebab ia lebih kuasa atasmu.

Luka semakin parah hingga nanah bercampur darah, rela bila ditabur cuka.

Pinta tulus menghiba nista
jeritku bungkam dalam diam.

Tangis tak berkesudahan
kasih bangkitlah, ada dia teramat menyayangmu.

Rokan Hilir, 28 Mei 2017.


BIOGRAFI APEL HIJAU

Remaja centil berceloteh
ceria ranum nan manja
pipi merah jambu berhias lesung nan molek.

Berjalan bak lelaki gagah
tiada sadari bila harumnya
menawan kumbang terbang di sekitar.

Langkah kecil  berjalan enam kilo, tapaki lorong kebun karet.

Polos sikap buat kumbang semakin gemas
mengapa tiada sadari engkau begitu spesial.

Apel hijau saksi betapa kumbang sangatlah mengagumi cantiknya kelopakmu.

Rokan Hilir, 27 Mei 2017.


Tentang Penulis:
Bunda Swanti tinggal di Desa Bangko Lestari, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir-RIAU.

Tidak ada komentar