HEADLINE

Puisi Karya Q Alsungkawa

Photo Ilustrasi : Google

PUISI PUISI KARYA Q ALSUNGKAWA

DITUNGGU CAHAYA

Sudah aku catat pesan-pesanmu; Puisi? Dari bait yang tersulit
dan menyangkar di hulu dada.

Lalu-

kucelupkan pada warna
dalam bungkusan kekata, kau berlalu tanpa menoleh kilatan ungu.

Hausnya puisi, merindukan hawa dingin
yang bertiup di sela dedaun kopi.

Ciptamulya Kebun Tebu, Lampung Barat, 13 September 2016


SUARA LIRIH SYAIR

Getaran yang membayang
kini menyelinap pada ruas jantung
menggoda keyakinan
atas ketulusan.

Betapa sunyi kau penyair
mengendap di baling dingin,
tersipu kekatamu
meratap di kolong meja
hanya catatan bisu
buah tikai keresahanmu.

Hai, ... hai, kegelisahan!
Janganlah membinasakan bahasa sajak
bangunlah dari dipan keraguan, sebab wujud dari mimpi,
menunggumu di antara cahaya.

Batu Ketulis Lampung Barat, 14 September 2016


SIAPA AKU

Anak bawang menyate aksara-

mabuk daratan cina, menatap bingkisan bintang.

Adalah, inilah si mungil kecemplung kolam susu.

Lampung Barat 14 September 2016


BAHAGIA PILIHAN SHISI

Kembalikan aku; Shisi!
Pada sesosok pagi yang setia
yang selalu menggugah mimpi, bertukar nyata.

Menghadiahkan terang dari pangkal jejak, menghantarkan sengal-sengal
disederhanakan pemikiran
pada selimut malam.

Ya! Itu, tadi Shisi-

lepaskan perlahan tautan sanubari. Yang jelas! Simpul di bibirmu berkabut
helaian katawi, dari yang kau pilih
adalah tarian luka.

Jangan! -

jangan kau abaikan
sesabit sisa malam
yang menjemput bahagiamu.
Aku adalah ... ya!
Sederhanalah bahagia, dari pilihan.

Ciptamulya Kebun Tebu Lampung Barat, 15 September 2016


JUMAT KEMALAMAN

Terdampar bening air mata, kemalaman cermin retak.

Ciptamulya Kebun Tebu Lampung Barat, 16 September 2016


Tentang penulis: 
Q Alsungkawa. Tinggal di ciptamulya, kecamatan:   Kebon Tebu, kabupaten: Lampung Barat.
Ia seorang pemuda, penggiat seni kesusastraan di Lampung Barat. Tergabung di komunitas sastra (KOMSAS SIMALABA). Ia Rutinitas mempublikasikan karya-karya puisi melalui media online www.wartalambar.com. Q Alsungkawa, seorang petani kopi.


Dari Redaksi:
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah. (Salam Redaktur: Riduan Hamsyah)

Tidak ada komentar