HEADLINE

Mukhlis Sampaikan Nota LKPj 2015

LAMPUNG BARAT – Bupati Lampung Barat (Lambar) Drs. H. Mukhlis Basri, M.M. menyampaikan nota pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) kepala daerah tahun 2015 dengan tema pemantapan pembanguanan Infrastruktur Pedesaan/Pekon untuk memacu percepatan pertumbuhan ekonomi di ruang Sidang Marghasana, Senin (9/5/2015).

Dalam laporannya Mukhlis mengatakan pembangunan dijabarkan ke dalam lima prioritas daerah tahun 2015, masing-masing peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat dan perlindungan sosial; pembangunan infrastruktur kawasan strategis; peningkatan ketahanan pangan daerah dengan pengelolaan sumberdaya; pengembangan pariwisata, perdagangan dan industri kecil; dan peningkataan tata kelola pemerintah yang bersih dan baik dalam upaya reformasi birokrasi serta peningkatan keamanan daerah.

Berdasarkan struktur keuangan daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2015, hingga akhir tahun realisasinya menembus Rp 838,03 miliar atau mencapai 95,90 persen dari target Rp873,85 miliar.

Dipaparkan, dilihat dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp46,43 miliar atau melampaui 113,19 persen dari target awal sebesar Rp 41,02 miliar. Pencapaian target PAD disebabkan pajak daerah mampu melampaui hingga 117,95 persen dari target yang ditetapkan. Untuk retribusi daerah mencapai 81,18 persen serta lain-lain PAD yang sah melampaui sebesar 116,25 persen dan pendapatan transfer ke daerah dari Rp 819,92 miliar yang ditargetkan, “Terealisasi sebesar Rp 778,95 miliar lebih atau setara dengan 95 persen,” terangnya.

Terusnya, pada belanja daerah Lambar menganggarkan kegiatan pembangunan Rp 938,87 miliar, namun yang terealisasi lebih Rp839,98 miliar terdiri atas belanja oeprasi Rp552,48 miliar, belanja modal Rp 287,22 miliar dan belanja tak terduga Rp 227,07 juta. Pihaknya juga menyebutkan, belanja tersebut meliputi sektor pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perencanaan pembangunan, perhubungan dan infokom, lingkungan hidup, kependudukan dan pencatatan sipil, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, koperasi dan usaha kecil menengah, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.

“Otonomi daerah, urusan umum dan administrasi keuangan, pertanian, peternakan, kehutanan, energi dan sumberdaya mineral, pariwisata dan perikanan,” tutunya.

Lebih jauh dikatakan Mukhlis, capaian kinerja pembangunan berdasarkan data tahun 2014 yang dihitung tahun 2015 dengan beberapa indikator, antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lambar, berdasarkan harga berlaku mencapai Rp4,65 triliun atau naik 11,78 persen dari tahun sebelumnya Rp4,16 triliun.

Itu disebabkan menurutnya dirinya, terjadi peningkatan komponen pembentuk PDRB, yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sampai ke sektor jasa. Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Lambar pada tahun 2014 mencapai 5,57 persen atau mengalami pelambatan sebesar 1,45 poin dari tahun sebelumnya sebesar 7,02 persen.

“Meski begitu tetapi tetap saja Lambar lebih tinggi pertumbuhan ekonominya dibandingkan Pemprov Lampung yang hanya 5,08 persen,” jelas dia.

Sementara laju inflansi pada Desember 2015 sebesar 7,31 persen atau mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,32 persen. Hal itu dipengaruhi harga pada tahun 2015 lebih tinggi dari tahun 2014 atau dengan kata lain kurang stabil.

Dibandingkan Bandar Lampung, inflasi Lambar masih lebih rendah karena menurutnya Bandarlampung mencapai 8,53 persen atau lebih baik 1,22 poin. Untuk angka pengangguran terbuka cenderung stabil, yakni 1,97 persen dari tahun sebelumnya 1,93 persen. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lambar berdasarkan perhitungan Pemerintah Pusat mencapai 63,54 poin atau berda pada peringkat 10 dari 15 kabupaten kota di Lampung.

“Capaian ini tentunya harus disyukuri namun kita juga tetap harus waspada karena pada saat yang bersamaan kita akan dihadapkan dengan berbagai isu strategis dan itu akan menjadi tantangan Lambar".

Seperti halnya, kondisi infrastuktur daerah yang masih terbatas terutama, jalan, jembatan, irigasi, dan sarana air bersih. Daya beli masyarakat yang harus ditingkatkan, kemiskinan dan pengangguran yang harus dientaskan dan tingginya intensitas bencana alam seperti longsor.

“Serta pergeseran nilai-nilai dalam tatanan kehidupan masyarakat sebagi dampak dari akulturasi budaya dan teknologi informasi yang semakin mendunia,” pungkasnya. (wartalambar.com/aka)

Tidak ada komentar