HEADLINE

Tradisi Muli Meranai Baya Perlu Dijaga

Salah satu tradisi di Kabupaten Pesisir Barat (KPB) yaitu muli meranai baya. Muli meranai baya adalah gadis dan bujang dalam suatu pekon yang dilibatkan untuk membantu setiap digelarnya suatu hajatan, pernikahan, khitanan, dan saat ada warga yang sedang berkabung. Hal itu sangat perlu dijaga, sebagai salah satu upaya terus mempererat rasa kekeluargaan antar sesama.

"Selama ini tradisi itu di wilayah Pesisir Barat masih terjaga dengan baik. Karena tradisi muli meranai baya sudah ada sejak sejak puluhan tahun lalu. Maka dari itu, tradisi kita ini selain untuk membantu saat dalam pekon itu menggelar pernikahan, khitanan, atau meninggalnya seseorang, tradisi muli meranai baya juga sebagai upaya terus menjaga rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan kekompakan antar muda mudi nya," terang salah seorang  warga Kecamatan Pesisir Selatan, Suryadi, ketika dikonfirmasi wartawan Koran Ini, Sabtu (24/8).

Dia menjelaskan muli meranai dalam suatu pekon dipimpin oleh satu kepala bujang. Jika dalam satu pekon digelar suatu hajatan, maka kepala bujangnya akan memimpin muli meranai untuk membantu yang punya hajat sejak awal hingga selesainya hajatan itu. Sejauh ini, peran muli meranai dalam satu pekon sangat besar, karena tanpa bantuan dari muli meranai baya, kesuksesan dari suatu hajatan dipastikan tidak sebaik jika dilibatkannya muli meranai baya. "Jangan dipandang sebelah mata peran muli meranai baya, sudah banyak contohnya tanpa dilibatkannya muli meranai, akhirnya acara itu tidak kerepotan," lanjut dia.

Suryadi mengatakan kebiasaan dilibatkannya muli meranai baya dalam suatu hajatan masih terlihat di wilayah yang masih kental dengan adat dan budaya, dan hampir sebagian besar wilayah KPB masih sangat kental dengan adat budaya. Sehingga dimana saja digelarnya suatu hajatan, kekompakan muli meranai baya dalam membantu acara tersebut masih bisa terlihat. "Hal ini perlu kita jaga terus menerus. Jangan sampai, dengan Pesisir Barat ini nantinya menjadi kota yang modern membuat hilangnya tradisi ini," imbuh Suryadi.

Wilayah KPB, memang banyak diakui rasa kekeluargaannya masih terjaga dengan baik, karena di wilayah perkotaan di kabupaten-kabupaten lainnya adat tersebut sudah tidak lagi terlihat. "Kalau di KPB ini, di daerah pasar di Kecamatan Pesisir Tengah, sudah jarang terlihat yang menggunakan atau melibatkan muli meranai baya saat digelarnya suatu hajatan," pungkasnya. (nov/D7)

Tidak ada komentar