HEADLINE

Lagi, Jalinbar Lumpuh Total


Setelah beberapa waktu lalu terjadi banjir besar disebabkan hujan deras hingga membuat Jalur Lintas Barat (Jalinbar) putus, tepatnya di Pekon Mandirisejati Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kini hal serupa kembali terjadi hanya sekitar 200 meter dari lokasi terdahulu. Itu daerah otonomi baru (DOB) pemekaran Kabupaten Lambar setelah diguyur hujan selama delapan jam lebih hingga menyebabkan jalan putus dengan panjang sekitar 30 meter yang membentuk muara sungai dengan kedalaman 1,5 meter, pada Senin (17/12) sekitar pukul 18.30, membuat arus lalulintas terkendala dan tidak dapat dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

Warga setempat, Yosef alias Bahak, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Selasa (18/12), membenarkan putusnya badan jalan di jalur itu merupakan musibah yang kedua kalinya. Sebelumnya terjadi di seputaran jalan tersebut di beberapa titik dan telah dilakukan penimbunan menggunakan sirtu dan kembali mengalami pengikisan. Sedangkan kejadian yang kedua di lokasi yang berbeda juga badan jalan amblas dan membentuk muara sungai, akibatnya arus lalulintas lumpuh total.

“Diwilayah jalan ini memang memiliki gorong-gorong, kemungkinan karena hujan deras air terus mengikis gorong-gorong sehingga mengakibatkan pinggiran jalan menjadi terkikis dan merambat amblas. Terlebih saat terjadinya hujan deras tiga sungai meluap diwilayah ini yakni Waymahnai Lunik, Waymahnai Balak dan dari bendungan sungai Waybalak, dikarenakan volume air yang dalam jumlah besar membuat air meluap hingga ke badan jalan,” terangnya.

Lanjut dia, sekitar pukul 17.00, pada kejadian tersebut air mulai meluap hingga ke badan jalan dan sekitar pukul 18.30 Wib badan jalan mulai terkikis serta amblas di terjang arus dengan panjang sekitar 8 meter lebih. Namun, karena derasnya arus air tersebut sehingga badan jalan kembali mengalami pengikisan dan itu disatu lokasi amblas, sementara pengikisan pinggiran badan jalan berkisar 100 meter.

“Hingga kini tidak bisa dilalui kendaraan, sedangkan untuk warga yang menyeberang dibantu warga dengan menggunakan perahu dan rakit. Sebelumnya, pada pagi hari ini (kemarin) satu warga yang menyeberang menggunakan perahu dikenakan tarif  jasa sebesar Rp5 Ribu, sementara untuk pengangkutan motor dengan cara digotong warga dikenakan Rp50 ribu setiap satu unit motor. Namun, pada siang harinya karena ada rakit yang dibuat warga untuk kendaraan motor dikenakan Rp20 ribu sedangkan warga yang menyeberang Rp2 ribu per orang,” ungkapnya.

Masih kata dia, kondisi banjir juga menyebabkan lahan persawahan warga yang sebagian baru saja selesai ditanam  seketika menjadi danau, sebagian besar tanaman padi tersebut tertimbun lumpur karena tenggelam dan juga terbawa arus. Hal itu jelas membuat petani kembali mengalami kerugian besar karena sebelumnya juga mengalami kejadian yang sama.

“Puluhan hektare lahan persawahan warga yang telah ditanam, tenggelam karena banjir. Selain itu juga, bibit yang telah ditanam sebagian tertimbun serta terseret arus, sehingga petani harus kembali menanam. Kondisi ini mengakibatkan panen warga terhambat. Banjir yang terjadi diwilayah ini juga mengakibatkan rumah warga terendam hingga satu meter lebih, dan kini sebagian air yang merendam rumah warga sudah berangsur surut, “ imbuhnya.

Anggota DPRD Dapil II, Dedi Ansori, saat di lokasi kejadian mengatakan musibah itu merupakan yang terparah terjadi di wilayah pesisir, hingga mengakibatkan amblasnya jalinbar tersebut. Kondisi itu jelas akses transportasi lumpuh total karena warga dan pengguna jalan lainnya kesulitan menyeberang terutama yang menggunakan kendaraan.

Sementara, Kepala BPBD H. Muliyono, S.H., mengatakan atas amblasnya jalan tersebut pihaknya telah menerima laporan dari camat setempat dan telah diupayakan bersama uspika serta masyarakat setempat untuk membuat jalan sementara, sambil menunggu dari pihak Dinas PU Lampung.

“Kami sudah turun langsung kelokasi pada pukul 22.00 dan pulang pada pukul 09.00. DPU Lambar juga sudah berkoordinasi dengan DPU Provinsi. Dengan adanya musibah tersebut kita menghimbau masyarakat agar dapat waspada dengan adanya musibah itu, selain itu juga mengenai data kerugian akibat banjir tersebut masih dilakukan pendataan oleh pihak kecamatan serta kecamatan lain yang ada di pesisir khususnya yang terkena banjir,” jelasnya.

Kapolsek Pesisir Tengah AKP Azizal Fikri, S.E., mendampingi Kapolres AKBP Abdul Karim Tarigan, terkait putusnya Jalinbar penghubung Tanggamus-Krui-Bengkulu, anggotanya langsung diturunkan ke lokasi dan memberikan pengontrolan keamanan dilokasi putusnya Jalinbar tersebut, serta langsung memberikan penginformasian kepada Polsek-polsek terkait agar arus kendaraan yang akan melintas di Jalinbar tersebut agar bisa putar balik pada jalan Liwa-Krui.

“Kita langsung memberikan informasi ke Polsek-polsek terkait seperti Polsek Biha,  dan informasi tersebut secara berurut disampaikan kepolsek lainnya. Bagi kendaraan yang kan melintas di seperti untuk tujuan ke Bandarlampung dari Krui, harus melintas jalan liwa-krui. Diharapkan Jalinbar ini bisa segera bisa diperbaiki, untuk informasi terakhir alat berat dari Dinas PU sudah berada dilokasi untuk segera membuat jalan alternatif untuk menghubungkan kembali Jalinbar Tanggamus-Krui-Bengkulu,” tandasnya. (nov)

Tidak ada komentar